PWMU.CO – Membincang Muhammadiyah tentunya tidak lepas dari eksistensi para kadernya dalam berbagai bidang. Salah satunya ialah bidang olahraga. Cerita kader IMM ini menjadi bukti bahwa Muhammadiyah juga bisa menjangkau ranah sepak bola.
Mahmudi Hidayatullah namanya. Salah satu kader IMM Universitas Brawijaya. Pada momen Milad IMM ke-54 yang dipusatkan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tanggal 12-14 Maret 2018, ia turut berangkat bersama rombongan bis IMM Malang Raya.
“Selain demi IMM, saya berangkat ke Jogja juga sebagai bentuk loyalitas sebagai kader Muhammadiyah,” tutur kader yang akrab disapa Dayat ini.
Di balik identitas sebagai kader IMM, ternyata ia juga merupakan pendukung setia klub sepak bola asal Malang, Arema FC. Ia mengaku bangga sebagai pendukung Arema FC karena jiwa dan semangat yang dimiliki oleh klub kebanggaan masyarakat Malang Raya tersebut.
“Saya sangat mencintai Arema, bahkan sejak masih SMA. Faktor utamanya adalah karena jiwa dan semangat Arema yang ada di mana-mana,” tegasnya bersemangat.
Selama kuliah di Malang, dirinya sering menonton secara langsung pertandingan Arema di Stadion Kanjuruhan. “Biasanya motoran dengan teman. Meskipun hujan saya tetap berangkat. Sebagai Aremania harus militan,” ujarnya.
Baginya, militansi dalam mendukung klub Arema juga harus sebanding dengan semangat ketika ber-IMM dan ber-Muhammadiyah. Ia berprinsip, dalam menjalankan kegiatan-kegiatan di IMM dan Muhammadiyah tak boleh kalah militannya dibanding mendukung Arema.
“Kalau untuk Arema saya sungguh-sungguh, begitupun juga untuk IMM dan Muhammadiyah. Militansi dalam mendukung Arema juga harus ada dalam diri saya ketika ber-IMM atau ber-Muhammadiyah,” tuturnya.
Dalam perjalanan menghadiri perayaan Milad IMM ke-54 di UMY, sejatinya ia tidak dalam kondisi badan yang sehat. Kakinya masih sakit setelah mengalami cidera ketika bermain futsal. Namun, ia tetap bersemangat berangkat, dan tentunya tak pernah lupa membawa syal dan kaos Arema.
“Saya selalu membawa kaos dan syal Arema ketika bepergian ke luar kota. Saya ingin menunjukkan bahwa Arema itu selalu ada dimana-mana. Di kegiatan IMM, Arema juga ada,” tegasnya.
Menurutnya, kegemaran seorang kader pada suatu hal tak boleh mengurangi kadar semangatnya dalam ber-Muhammadiyah. “Dengan semangat itu pula dakwah Muhammadiyah bisa ada dimana-mana,” pungkasnya. (Ats/mif)