PWMU.CO – Meski sudah berusia SMP, tapi tak menjamin punya nyali besar saat menghadapi jarum suntik.
Itu pula yang terjadi saat berlangsung imunisasi Difteri di SMP Muhammadiyah 4 Kebomas, Gresik, Senin (12/3/18). Beberapa siswa ada yang menangis saat disuntik. Beberapa lainnya harus dibujuk seperti anak TK.
Tapi tidak semua takut jarum suntik. Seperti diakui Ali Afanadi, siswa Kelas VII A. “Gak sakit kog ternyata suntiknya,” ujarnya. Bahkan secara berseloroh dia minta disuntik lagi di lengan kiri usai lengan kananya dicoblos jarum suntik bersisi vaksin Difteri.
Kepala SMP Muhammadiyah 4 Kebomas Nung Muawanah menjelaskan, imunisasi ini merupakan program pemerintah yang di berikan kepada anak-anak di seluruh Indonesia supaya mencegah terjangkitnya penyakit Difteri.
“Dan kita yang di SMPM 4 ini ikut mendukung program tersebut. Karena itu semua siswa mulai Kelas VII hingga Kelas IX kita ikutkan dalam program ini,” jelasnya.
Dia berharap, dengan mengikuti imunisasi ini siswanya terhindar dari Difteri sebagai penyakit infeksi akut menular dan bisa mengancam nyawa jika tidak segera di tangani.
Penyakit yang biasanya terjadi pada tenggorokan, hidung, terkadang pada kulit dan telinga, itu bisa dicegah dengan pemberian imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus) yang diberikan sejak anak berusia 2 bulan hingga 18 tahun. (Erna Hidayati)
PWMU.CO – Meski sudah berusia SMP, tapi tak menjamin punya nyali besar saat menghadapi jarum suntik.
Itu pula yang terjadi saat berlangsung imunisasi Difteri di SMP Muhammadiyah 4 Kebomas, Gresik, Senin (12/3/18). Beberapa siswa ada yang menangis saat disuntik. Beberapa lainnya harus dibujuk seperti anak TK.
Tapi tidak semua takut jarum suntik. Seperti diakui Ali Afanadi, siswa Kelas VII A. “Gak sakit kog ternyata suntiknya,” ujarnya. Bahkan secara berseloroh dia minta disuntik lagi di lengan kiri usai lengan kananya dicoblos jarum suntik bersisi vaksin Difteri.
Kepala SMP Muhammadiyah 4 Kebomas Nung Muawanah menjelaskan, imunisasi ini merupakan program pemerintah yang di berikan kepada anak-anak di seluruh Indonesia supaya mencegah terjangkitnya penyakit Difteri.
“Dan kita yang di SMPM 4 ini ikut mendukung program tersebut. Karena itu semua siswa mulai Kelas VII hingga Kelas IX kita ikutkan dalam program ini,” jelasnya.
Dia berharap, dengan mengikuti imunisasi ini siswanya terhindar dari Difteri sebagai penyakit infeksi akut menular dan bisa mengancam nyawa jika tidak segera di tangani.
Penyakit yang biasanya terjadi pada tenggorokan, hidung, terkadang pada kulit dan telinga, itu bisa dicegah dengan pemberian imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus) yang diberikan sejak anak berusia 2 bulan hingga 18 tahun. (Erna Hidayati)