PWMU.CO – Kader dan alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) diharapkan berani tampil menunjukkan eksistensinya menghadapi dinamika politik kebangsaan sehingga mampu menjadikan bangsa Indonesia berdaulat dan berkemajuan.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Forum Keluarga Alumni (Fokal) IMM Jawa Timur Suli Daim SPd MM dihubungi lewat telepon Rabu (14/3/2018). Pernyataannya itu berkaitan harapan Suli Daim terhadap kader IMM yang merayakan Milad ke-54 tahun.
Baca Juga: Sebagai Akar Rumput, Komisariat IMM Harus Berkembang Merekrut Kader
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) didirikan pada 14 Maret 1964 di Yogyakarta atas inisiatif dari Mohammad Djazman Al Kindi yang juga menjabat Ketua Umum IMM pertama kali. Tokoh lainnya M Husni Thamrin, A Rosyad Saleh, Soedibjo Markoes, Mohammad Arief.
Suli mengatakan, kapasitas maupun kiprah kader IMM menghadapi dinamika kebangsaan perlu terus dikuatkan agar mampu melihat kondisi bangsa Indonesia secara objektif dan utuh. Tidak hanya dalam kacamata politis saja.
Pria asal Lamongan ini menambahkan, kader IMM diharapkan memiliki rasa percaya diri tinggi, memiliki kepekaan sosial dan integritas dengan memahami nilai-nilai keberagamaan dan ber-Muhammadiyah.
“Di usia yang cukup dewasa ini, 54 tahun, kiprah dan peran kebangsaan IMM harus semakin tampak. IMM juga harus mampu menjadikan bangsa Indonesia berdaulat dan berkemajuan,” pesannya.
Disinggung peran alumni IMM Jatim, politisi dari PAN ini mengakui masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dibenahi. Salah satunya terkait pendampingan alumni untuk kader IMM yang masih aktif di kepengurusan organisasi.
Menurut Suli, pendampingan terhadap kader IMM masih bersifat parsia, belum terkoordinasi dengan baik. Hal itu lantaran panggilan untuk hadir dan duduk bersama membahas persoalan kader IMM dan alumni belum terpola.
“Sudah saatnya alumni IMM segera menguatkan networking yang didasarkan pada pemetaan potensi alumni maupun kadernya,” ungkapnya.
Pekerjaan rumah lainnya, lanjut Suli, adalah pendanaan untuk menunjang aktivitas IMM. Sekarang pendanaan masih bertumpu pada amal usaha Muhammadiyah (AUM), dan segelintir alumni. “Adik-adik kita masih dihadapkan pada persoalan klasik, yaitu sumber pedanaan yang minim dalam menggerakkan organisasi,” paparnya.
Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim ini menyayangkan perlakuan beberapa perguruan tinggi Muhammadiyan (PTM) yang tidak porposional membina dan mengayomi kader IMM. “Masih ada kita jumpai kader IMM dianaktirikan dengan tidak memedulikan mereka. Sungguh itu sangat kita sayangkan,” katanya.
Ketua LHKP PWM Jatim ini mengungkapkan mimpi besar Fokal IMM Jatim segera memiliki rumah kader yang bisa menjadi media untuk berdiskusi dan membangun militansi gerakan kader IMM sehingga mereka mempunyai integritàs dan moralitas yang mumpuni. “Saya berharap dukungan dan kepedulian semua keluarga alumni IMM Jatin untuk segera mewujudkannya,” harapnya. (Aan)