PWMU.CO – SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban mengirim 25 siswanya untuk ikut dalam membantu korban bencana alam banjir luapan Bengawan Solo di Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Selasa (13/3/18).
Menurut Yuda Utama, salah satu koordinator kegiatan, di Rengel para siswa bersama tim relawan dan Badan Penanggulangan Bencana Dareah Kabupaten Tuban (BPBD) bergotong royong mendirikan tenda.
“Di Rengel kami survei lokasi dan mendirikan tenda untuk posko bencana alam bersama tim relawan lain dan juga BPBD Tuban,” ucapnya.
Setelah mendirikan posko, kata dia, 12 siswa diberangkatkan ke Kecamatan Soko—yang sebagian desanya juga terdampak banjir—untuk mengantar logistik serta peralatan penanggulangan bencana seperti perahu karet dan pelampung.
Kepada PWMU.CO, Kamis (15/3/18), Yuda menjelaskan alasan kenapa dalam kegiatan ini para siswa ini diberangkatkan di sore hari yaitu sekitar pukul 15.00 WIB. “Mereka ini masih pelajar namun punya rasa sosial yang tinggi. Dan ini luar biasa,” terangnya.
Menurutnya, pihak sekolah sangat bangga memiliki anak-anak yang berjiwa relawan seperti ini. “Namun mereka juga tidak boleh meninggalkan jam pelajaran. Oleh karena itu kami membolehkan mereka untuk menolong saudaranya semampu mereka. Mereka bisanya sore ya kami turuti,” ungkapnya.
Yuda juga menjelaskan, 25 siswa yang dikirim untuk untuk aksi sosial ini adalah siswa yang sudah terpilih. “Dan sudah terlatih dalam penanggulangan bencana alam,” ucapnya. (Iwan Abdul Gani)
PWMU.CO – SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban mengirim 25 siswanya untuk ikut dalam membantu korban bencana alam banjir luapan Bengawan Solo di Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Selasa (13/3/18).
Menurut Yuda Utama, salah satu koordinator kegiatan, di Rengel para siswa bersama tim relawan dan Badan Penanggulangan Bencana Dareah Kabupaten Tuban (BPBD) bergotong royong mendirikan tenda.
“Di Rengel kami survei lokasi dan mendirikan tenda untuk posko bencana alam bersama tim relawan lain dan juga BPBD Tuban,” ucapnya.
Setelah mendirikan posko, kata dia, 12 siswa diberangkatkan ke Kecamatan Soko—yang sebagian desanya juga terdampak banjir—untuk mengantar logistik serta peralatan penanggulangan bencana seperti perahu karet dan pelampung.
Kepada PWMU.CO, Kamis (15/3/18), Yuda menjelaskan alasan kenapa dalam kegiatan ini para siswa ini diberangkatkan di sore hari yaitu sekitar pukul 15.00 WIB. “Mereka ini masih pelajar namun punya rasa sosial yang tinggi. Dan ini luar biasa,” terangnya.
Menurutnya, pihak sekolah sangat bangga memiliki anak-anak yang berjiwa relawan seperti ini. “Namun mereka juga tidak boleh meninggalkan jam pelajaran. Oleh karena itu kami membolehkan mereka untuk menolong saudaranya semampu mereka. Mereka bisanya sore ya kami turuti,” ungkapnya.
Yuda juga menjelaskan, 25 siswa yang dikirim untuk untuk aksi sosial ini adalah siswa yang sudah terpilih. “Dan sudah terlatih dalam penanggulangan bencana alam,” ucapnya. (Iwan Abdul Gani)