PWMU.CO – Sadar akan lingkungan yang kian memprihatinkan membuat Kompleks Perguruan Muhammadiyah Tlogomas mengambil peran masif menyeimbangkan ekosistem yang ada di lingkungan sekitar.
Tiga sekolah yaitu MTs Muhammadiyah 1 Malang, MA Muhammadiyah 1 Malang, dan SMK Muhammadiyah 2 Malang, yang berada dalam Kompleks Perguruan Muhammadiyah Tlogomas melakukan kerja bakti bersama, Jumat (9/3/18).
Pembina Kompleks Perguruan Muhammadiyah Tlogomas Bambang Parianum mengatakan, aksi nyata kepedulian ini sebagai langkah awal untuk menciptakan sekolah berwawasan lingkungan.
“Manusia adalah khalifah di muka bumi sebagaimana yang terdapat dalam Alquran Surat Albaqarah Ayat 30. Jadi, kita semua harus respek terhadap keadan sekitar,” tuturnya.
Ia menjelaskan, arti tlogo dalam bahasa Jawa adalah sebuah telaga yang merupakan kebutuhan semua makhluk hidup. Sedangkan emas artinya sesuatu yang berharga, bernilai, dan sering dicari oleh manusia. “Jadi, Tlogomas adalah tempat strategis sekaligus fundamental bagi khalayak makhluk di seluruh dunia,” imbuhnya.
Ketiga kepala sekolah yang tergabung dalam Tim Sekolah Ekologi tersebut menunjuk Mashuri SPd sebagai Koordinator Tim Sekolah Ekologi dengan Visi “Representasi Institusi Pendidikan Berwawasan Lingkungan”.
Sebelum kegiatan kerja bakti, Mashuri menyampaikan pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada seluruh siswa dan siswi SMK Muhammadiyah 2 Malang, MA Muhammadiyah 1 Malang, dan MTs Muhammadiyah 1 Malang sehari sebelumnya terkait kegiatan ini.
“Usai kerja bakti, kami akan melakukan diklat kepada siswa dan siswi yang terpilih dari masing-masing lembaga untuk menjadi kader lingkungan,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, masih ada agenda lain dari Tim Sekolah Ekologi yang akan dilaksanakan sesuai perencanaan.
Menurutnya, sosialisasi yang dilakukan kepada seluruh siswa dan siswi secara tidak langsung merupakan proses yang bertujuan untuk memberikan edukasi agar mereka memiliki pandangan apa yang akan dilakukan, selanjutnya mobilisasi, lalu aksi.
“Sebab ada kata-kata bagus yang bisa diambil pelajaran, yaitu aksi tanpa teori itu anarki dan teori tanpa aksi itu utopis,” ujarnya.
Kegiatan ini di-support oleh Earth Hour Malang (EHM) dengan praktik pembuatan tanaman vertical garden secara langsung. “Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari barang bekas, seperti botol-botol bekas yang dibawa dari rumah oleh siswa dan siswi. Pihak EHM membawa berbagai jenis tanaman dan pihak sekolah menyediakan tali serta catnya,” paparnya.
Ketua EHM Calista Amalia menuturkan, pihaknya beserta teman-teman EHM sebanyak 45 orang yang sebagian besar mahasiswa, mengajak adik-adik untuk praktik langsung cara menanam tumbuhan di dalam botol bekas. “Dimulai dengan pemotongan, pengecatan, lalu proses memberikan tali pada botol agar bisa disusun vertikal hingga proses penanaman,” jelasnya.
Ia sangat berterima kasih kepada pihak sekolah yang sudah memberikan kesempatan kepada timnya untuk ikut serta dalam kegiatan ini.
“Adik-adik antusias sekali dan banyak menanyakan tentang kegiatan EHM itu sendiri. Semoga setelah ini adik-adik lebih giat lagi menjaga lingkungan dan mencintai keanekaragaman di sekitarnya, serta dapat menerapkan ilmu yang didapatkan baik di sekolah maupun saat pulang ke rumah,” ungkapnya.
Kegiatan ditutup dengan foto bersama tim EHM dan siswa-siswi, dilanjutkan makan bersama di area sekolah.
What you do today can improve all your tomorrows. (Mohamamd Ali Burhan/AK)