PWMU.CO – Lima ratus empat puluh satu anggota Aisyiyah se-Jawa Timur terhipnotis oleh paparan Nadjib Hamid. Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur menguraikan tentang makna politik dalam bumi Indonesia di sela-sela Musyawarah Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jatim, di Gedung Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Surabaya (17/3).
Dalam paparannya, Nadjib mengatakan bahwa inti politik itu adalah lobi dan komunikasi. Bukan sekedar aksi-aksi demo di jalanan. “Seyogyanya Aisyiyah bisa melakukannya kepada siapapun yang memiliki kekuasaan politik.”
Dengan membangun hubungan baik antara Aisyiyah dan politisi, tambah Nadjib, akan bisa mewadahi kebutuhan program daerah yang dibutuhkan dengan terus mengawal kesuksesannya.
“Aisyiyah atau Muhammadiyah jangan dihubungkan dengan kotak-kotak partai. Apabila kita tidak ingin dianggap kecil,” kata Nadjib.
“Sebab, politik itu bukan aqidah dan politik itu cair,” tegas Najib Hamid seakan membuka wacana adanya sebagian orang Islam yang me-mahdlah-kan politik. Padahal politik adalah urusan dunia-muamalah, yang hukum pokoknya adalah boleh.
“Gaulilah politisi dengan ma’ruf karena Aisyiyah di daerah lebih paham kebutuhan daerah masing-masing dengan mengikuti prosedur yang ada. Namun tetap harus dikawal dengan lobi dan komunikasi terus-menerus dengan integritas lurus,” pesan Nadjib tentang lobi yang berakhlaqul karimah.
“Baik-baiklah dengan cabup dan cawabup. Karena kalau paslonnya jadi, maka kita tidak sungkan untuk mendekat,” pesan Nadjib lagi. (Bunda Tri)