PWMU.CO – Sebagai pucuk pimpinan sebuah organisasi, ketua dituntut untuk selalu mengembangkan dan meningkatkan kemampuan. Karena pemimpin yang baik bukan dilihat dari berapa banyak pengikut serta berapa lama ia memimpin, tapi seberapa ia mampu menciptakan sosok – sosok pemimpin yang baru.
Hal ini disampaikan Affan Alfian, Sekretaris Bidang Kemasyarakatan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Lamongan dalam Pelatihan Manajemen Organisasi (PMO) yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Brondong di Ranting Gembyang, Sabtu, (17/03/18).
Pelatihan ini diikuti Ketua, Sekretaris, dan Bendahara Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah (PRNA) Se-Cabang Brondong.
Menurut Affan, ada tiga sikap yang harus dimiliki Pimpinan dalam menjalankan roda organisasi.
Pertama, pemimpin harus menjalin kedekatan dengan anggota. “Kepemimpinan itu menjadi salah satu faktor penting bagi keberhasilan organisasi. Maka sudah seharusnya pemimpin menjalin kedekatan dengan anggota sehingga mereka merasa nyaman, respek, dan antusias dengan berbagai kegiatan yang kita adakan,” tutur staf Lazismu Lamongan tersebut.
Kedua, pemimpin harus selalu memberi semangat dan motivasi. “Pemimpin itu bukan melulu tentang pangkat dan jabatan. Tetapi pemimpin adalah yang dapat menumbuhkan semangat dan motivasi kepada para anggota. Bahkan untuk hal kecil sekalipun,” tegasnya.
Ketiga, Pemimpin harus memberikan kepercayaan. “Kepada anggotanya, ketua jangan suka underestimate. Jika anggota menjalankan tugas, jangan lantas dihakimi. Seorang pemimpin harus memiliki kepercayaan kepada para anggota. Jika anggota belum benar dalam menjalankan tugas, jangan marahi. Tapi berilah arahan, beri semangat dan berikan feedback agar mereka tidak salah dalam mengambil keputusan,” ujarnya.
Selain itu, Affan juga berpesan agar para pimpinan menjadikan Nasyitul Aisyiyah sebagai organisasi yang memikat hati.
“Manusiawi jika kita pernah merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama. Nah ketika jatuh cinta apa yang kita lakukan? Tentu kita akan mencari informasi lebih jauh tentang orang yang kita cinta, mengenalnya lebih dekat bahkan ketika sudah merasa cocok maka kita memutuskan untuk bersamanya,”
“Begitu juga dengan Nasyiatul Aisyiyah (NA). Ketika ada kader baru merasa jatuh cinta kepada NA, tentu dia akan mulai mencari tahu, mengenal lebih dekat, bahkan jika sudah merasa cocok maka tentu akan memutuskan untuk selalu bersama NA,” ujarnya.
Maka tugas pimpinan, lanjutnya, adalah menjadikan NA sebagai organisasi yang memikat hati. Agar anggota merasa nyaman, berorganisasi dengan senang. “Jika kader sudah cinta maka akan timbul pengorbanan, apa yang berat menjadi ringan, apa yang tidak menjadi ia, bahkan ketika sedih sekalipun ia akan tetap tertawa bersama Nasyiatul Aisyiyah,” ucapnya. (Lilik Maftuhatul Jannah/Nelly)