PWMU.CO – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Brondong yang telah memiliki ranting Sendangharjo sebagai ranting unggulan, diharapkan mampu mempertahankan eksistensi dan terus berinovasi.
Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Cabang Ranting (LPCR) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Drs H Nugroho Hadi Kusuma MSi menyampaikan hal itu dihadapan peserta Turba dan Pengajian Pimpinan yang diselenggarakan PCM Brondong di Masjid Al Azhar Muhammadiyah Sendangharjo, Brondong, Lamongan, Sabtu (17/3/2018).
“Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Sendangharjo ini bahkan sudah kita promosikan kepada kader Muhammadiyah Thailand. Nah, jangan sampai suatu saat jika mereka ingin belajar ke sini tetapi rantingnya bobrok,” pintanya.
Menurut Nugroho, untuk mempertahankan cabang atau ranting Muhammadiyah tetap hidup ada lima kunci. Pertama, pengajian mampu berjalan periodik.
“Untuk menghidupkan ranting, kunci pertama adalah hidupnya kajian. Kajian Ahad pagi, kajian pimpinan maupun kajian umum,” ujarnya.
Kedua, Administrasi tertata baik dan teratur Administrasi menjadi hal penting dalam organisasi. PCM harus punya data berapa anggotanya. Begitu juga PRM, harus tahu berapa penghasilan anggota per bulan.
“Karena administrasi itu untuk pembelajaran bagi generasi setelah kita. Kalau surat, SPJ, tidak pernah dibikin, maka Anda mematikan ilmu kepada generasi setelah kita,” jelas dia.
Ketiga, menghidupkan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM).Jangan sampai ada pimpinan yang menghalangi hidupnya Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Pemuda Muhammadiyah (PM), Nasyiatul Aisyiyah (NA).
“Kalau ada pimpinan yang menghalangi hidupnya AMM, tolong dilaporkan, karena Bapak tidak akan membunuh anaknya sendiri,” tegas Nugroho.
Keempat, ada Inovasi dan kreativitas. Visi Muhammadiyah adalah masa depan, bukan pada masa lalu. Muhammadiyah harus punya inovasi dan gagasan besar.
“Lebih-lebih Muhammadiyah Brondong harus punya inovasi. Jika tidak, Muhammadiyah Brondong akan habis karena mulai dikuasai pemilik modal dan Industrialisasi,” beber Nugroho.
Kelima, kerja sama yang baik dan akuntabilitas. Muhammadiyah tidak mungkin bisa hidup sendiri, karena itu harus menjalin hubungan dengan semua pihak. Dan Muhammadiyah harus memiliki keterbukaan atau akuntabilitas yang baik.
“Jangan sampai ada di Muhammadiyah ranting mata air dan ranting air mata. Tidak ada ranting basah dan ranting kering. Semua pasti punya potensi, tinggal bagaimana menggerakkan jamaah,” pungkas ayah lima anak ini. (nely izzatul maimanah)