PWMU.CO-Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr H Saad Ibrahim MA menegaskan memilih pemimpin itu hukumnya wajib. Karena itu tidak boleh golput.
Hal itu ditegaskan Saad Ibrahim kepada 800 warga Muhammadiyah yang menghadiri pengajian Pimpinan Cabang Muhammadiyah Laren di Gedung Dakwah setempat, Ahad (18/3/2018).
Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang itu menjelaskan hadits Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad menyatakan laa yahillu li tsalatsati nafarin yakuunuuna bi ardhi falaatin illa ammaruu ‘alaihim ahadahum.
Baca Juga: Ini Pesan Muhammadiyah Jatim untuk Cagub Khofifah
”Artinya, tidaklah halal bagi tiga orang yang berada dalam satu kawasan atau dalam sebuah perjalanan di daratan yang luas, kecuali mereka mengangkat salah seorang dari mereka menjadi pemimpin,” kata Saad Ibrahim di pengajian yang berada di PRM Gampangsejati.
Merujuk pada hadits tersebut, jelas doktor lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu, tiga orang saja harus ada yang memimpin. Apalagi satu bangsa, satu Provinsi Jawa Timur yang penduduknya hampir 40 juta, maka harus ada pemimpinnya atau gubernurnya.
”Berdasarkan hadits itu pula dan beberapa ayat Alquran, kita wajib memilih pemimpin, tidak boleh golput. Walau golput dibolehkan undang-undang, tetapi bagi umat Islam memilih pemimpin merupakan suatu kewajiban,” tandasnya.
Saad mengatakan, kalau memilih pemimpin itu suatu kewajiban, maka harus dilaksanakan. Arti hukum wajib itu maa yutsaabu fi’luhu wa yu’aaqobu tarkuhu. Artinya diberi pahala bagi yang melaksanakan dan diberi adzab bagi yang meninggalkannya.
Tentang siapa calon pemimpin yang dipilih, penulis buku Fiqih Islami Kajian terhadap Masalah-Masalah Kontemporer itu memberikan tiga langkah memilih. Tips tiga langkah itu adalah perhatikan, analisis, dan pikirkan.
Menurut Saad, bila tiga langkah ini diterapkan pada dua pasangan calon pemimpin Jawa Timur itu, maka mana di antara kedua pasangan calon itu yang mempunyai kemungkinan besar menjaga agama dengan baik dan yang mengendalikan urusan dunia dengan adil.
Baca Juga: Nasab Sudah Jelas, Cawagub Puti Tinggal Urus KTA Muhammadiyah
Tidak cukup hanya itu, lanjut Saad, perlu lakukan analisis dan pikirkan ala qadri uqulihim, sesuai dengan kemampuan pikiran kita. ”Jika sudah begitu, kalau kita memilih si A, lalu si A itu betul-betul terpilih, orangnya khusnul khotimah dalam memimpin, atau menjadi gubernur yang khusnul khotimah, tidak ditangkap KPK, maka kita yang memilih mendapatkan dua pahala, karena tepat memilih,” tandasnya.
Tetapi, sambung dia, calon pemimpin yang kita pilih ternyata tidak sesuai dengan yang dipikirkan, padahal kita sudah memikirkan dan menganalisis, maka andaikan salah, kita tetap mendapatkan satu pahala.
Saad Ibrahim juga membakar semangat warga Muhammadiyah agar berpikir global menjadi warga dunia, karena politik Muhammadiyah adalah melampaui kawasan negara. ”Nabi Muhammad saw diutus sebagai rahmatan lil alamin, tidak rahmatan lil Indonesiyyi, apalagi cuma lil Gampangiyyin,” kata Saad yang disambut tertawa hadirin.
Karena itu Saad menyerukan kepada bagi ibu-ibu jangan mengajarkan kepada anak-anaknya mangan ora mangan sing penting kumpul, tapi relakan anak anak kita itu jauh dari rumah, relakan jauh dari Indonesia untuk mewujudkan rahmatan lil alamin ini.
Pengajian yang rutin dilaksanakan oleh PCM Laren beserta PRM ini dihadiri juga oleh anggota DPRD Lamongan Nur Kholiq SPd dari Fraksi PAN, Camat Laren, Danramil Laren dan perwakilan Polsek Laren. (Maslahul Falah)