PWMU.CO – Muhammadiyah merupakan kelompok masyarakat Islam yang besar tidak boleh diam dan pasif dalam proses demokrasi di negeri ini. Partisipasi politik warga Muhammadiyah sangat berpotensi menjadi pengaruh besar dalam proses demokrasi.
Hal itu disampaikan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman saat menjadi narasumber Diskusi Publik Pilkada memperingati milad PWMU.CO ke-2 di Aula KH Mas Mansyur PWM, Surabaya, Ahad (25/3/2018).
Baca Juga: Pemilu Bukan Lagi Pesta tapi Festival Demokrasi
Salah satu bentuk partisipasi politik itu sebagai penyelenggara pemilu. ”Ada banyak warga Muhammadiyah yang terlibat dalam penyelenggara pemilu baik yang panitia pemilihan dan pengawas pemilu mulai dari pusat hingga daerah,” katanya.
Jadi untuk melihat paramater partisipasi politik Muhammadiyah, kata dia, bisa dihitung berapa banyak warga Muhammadiyah yang menjadi Panitia Pemilih Kecamatan (PPK) hingga Panitia Pemungutan Suara (PPS) di kelurahan.
Menurut Arief, partisipasi sebagai penyelenggara pemilu ini penting karena warga Muhammadiyah adalah kumpulan orang-orang baik. ”Kalau orang baik yang ada di Muhammadiyah tidak terlibat, itu memberikan peluang kepada orang lain yang tidak jelas keterlibatannya,” paparnya. ”Jika begitu, bisa dimanfaatkan untuk kepentingan yang tidak baik dalam pemilu, dan ini bahaya,” tambahnya.
Jadi, dia menegaskan, marilah sebagai warga Muhammadiyah yang baik, untuk turut serta berpartisipasi menyukseskan pemilu. Setelah sukses sebagai penyelenggara pemilu, kemudian mencoba partisipasi politik sebagai peserta pemilu. (Izzudin)