PWMU.CO –Orang yang masih percaya dukun, klenik, dan jimat tandanya belum beriman sepenuhnya kepada Allah. Untuk mengetahui beriman atau tidak seseorang itu dapat kenali lewat lima ciri-ciri yang diuraikan dalam surat al Anfal ayat 2-3.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Majelis Tabligh PDM Kota Surabaya Ustadz Suhadi M Sahli MPdI saat mengisi pengajian Ahad di Masjid Remaja Jl Kalilom Lor 3/41 Kenjeran Surabaya, Ahad (25/3/2018) petang.
Baca Juga: Kajian Mahasiswa Hafidz Al Quran UMSurabaya Sebagai Penguatan Ideologi Muhammadiyah
Suhadi membacakan al Quran Surat al Anfal ayat 2 “Innamal-mu’minuunalladziina idzaa dzukirallaahu wajilat quluubuhum wa idzaa tuliyat alaihim aayaatuhuu zaadathum iimaana wa alaa rabbihim yatawakkaluun.
Ciri pertama orang beriman itu, kata Suhadi, idzaa dzukirallaahu wajilat quluubuhum, apabila disebut nama Allah gemetarlah hatinya. ”Artinya orang mukmin itu ketika disebut nama Allah hatinya on, nyambung, nyetrum. Ketika mendengar suara adzan langsung direspon dengan kata siap, segera ambil wudhu shalat berjamah di masjid,” papar Suhadi.
Ciri kedua, wa idza tuliyat alaihim aayaatuhuu zaadathum iimaanaa, apabila dibacakan ayat-ayat Allah bertambah kuat imannya. ”Alquran itu firman Allah yang apabila sering dibaca maka hati kita ini tentram, stres bisa hilang dan di akhirat akan menjadi syafaat bagi kita,” tuturnya.
Suhadi menyebutkan lagi ciri ketiga wa alaa rabbihim yatawakkaluun, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal. Artinya, kita hidup ini tentu berikhtiar, berusaha sekuat tenaga kita untuk mencari ridha Allah, pergi ke masjid untuk shalat berjamaah, mengaji dan mengerjakan amal shaleh.
“Ibadah itu enteng, ngaji itu mudah, yang membuat berat itu karena kita ini malas, kalah sama dengan godaan setan,” tambahnya
Ciri keempat, kata Suhadi seperti yang termaktub dalam surat al Anfal ayat 3, alladziina yuqiimuunash-shalaata. “Yaitu orang-orang yang menegakkan shalat. Bukan sekadar melaksanakan shalat tapi menegakkan shalat, shalat dilakukan dengan bagus sesuai dengan syariat yang sudah dituntunkan oleh Nabi, dikerjakan dengan thuma’ninah dan tidak tergesa-gesa,” tandasnya.
Terakhir, ciri kelima, wa mimmaa razaqnaahum yunfiquun. “Artinya, dari rezeki yang diterima ada yang diinfakkan. Orang beriman itu membelanjakan hartanya di jalan yang diridhai oleh Allah, berinfak, bersedekahh, tidak medit bin pelit,” kata dia menegaskan. (Habibie)
Discussion about this post