PWMU.CO – Menyambut bulan Ramadhan, Wakil Ketua Pimpinan Muhammadiyah Wilayah Jatim H Nur Cholis Huda menyampaikan tentang kunci-kunci rahasia yang bisa membuka pintu surga, yaitu dengan mengamalkan empat keshalehan.
Hal itu dia sampaikan dalam Kajian Ahad Pagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gresik, di Masjid Taqwa, Kompleks Perguruan Muhammadiyah Jalan KH Kholil No 90 Gresik, Ahad (25/3/18).
Pertama, keshalehan ritual. Pak Nur—begitu dia biasa disapa—mengajak jamaah untuk meningkatkan ibadah mahdhah, baik kualitas maupun kuantitasnya, terutama menjelang bulan Ramadhan ini.
Untuk memotivasi jamaah, Pak Nur membebrkan kisah seorang pemuda miskin yang sangat mencintai Rasulullah Saw. Namanya Rabi’ah bin Ka’ab.
“Rabi’ah melayani segala keperluan Rasulullah sepanjang hari. Biasa menyiapkan tempat wudlu beliau dan keperluan lainnya,” kisah Pak Nur.
Suatu hari, lanjutnya, Rabi’ah di panggil Rasulullah dan di tanya, “Apa yang kau minta dariku?“ Setelah berpikir lama, Rabi’ah menjawab, “Wahai Rasulullah, saya mohon agar engkau mendoakan kepada Allah agar menjadi temanmu di surga.”
Nabi bertanya lagi, “Selain itu apa permintaanmu yang lainl?“ Rabi’ah menjawab, “Sudah itu saja permintaanku. Aku tidak minta yang lain.”
Rasulullah kemudian berkata, “Kalau itu yang kamu inginkan bantulah aku dengan dirimu sendiri untuk memperbanyak sujud.”
Menurut Pak Nur, sujud di sini adalah memperbanyak shalat, yaitu shalat sunah, salah satunya menjaga shalat Rowatib.
Pak Nur lalu mengutip hadits yang diriwayatakan oleh Bukhari-Muslim dalam kedua kitab shahihnya dari hadits Ibnu ‘Umar.
Menurut hadits tersebut, Rasulullah Saw, mengerjakan shalat rawatib sehari semalam sebanyak sepuluh rakaat dan selalu beliau rutinkan. Yaitu: dua rakaat sebelum Dhuhur dan setelah Dhuhur, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat setelah Isya dan dua rakaat sebelum Subuh.
Selain meningkatkan shalat sunah, Pak Nur mengajak jamaah memperbanyak membaca Alquran. “Membaca Alquran tidak hanya untuk memudahkan kita di akhirat nanti tapi untuk ketenangan dan kesuksesan hidup di dunia. Jaga rumah kita dengan bacaan Alquran, agar kehidupan rumah tangga diberi cahaya di dunia ini dan syafaat di akhirat,” ajaknya.
Kedua, adalah keshalehan sosial, yaitu
kepedulian kepada masyarakat sekitar yang kurang mampu. “Caranya dengan senang bersedekah dan membantu siapa yang membutuhkan,” ujar Pak Nur.
Dia lantas menceritakan kisah dermawan Sahabat Abdurrahman bin Auf yang mempunyai semangat tinggi dalam mengorbankan hartanya di jalan Allah. “Beliau menyumbangkan 40 ribu dinar, 500 ekor kuda, dan 1.500 unta untuk para pejuang. Ia juga membagikan 400 dinar kepada setiap veteran perang Badar yang masih hidup,” cerita Pak Nur.
Tiket masuk surga ketiga adalah kesalehan spiritual. Pak Nur memberi contoh sebuah kisah yang sangat populer di zaman Rasulullah. “Saat sedang duduk dengan para Sahabat, Nabi berkata, ‘Sebentar lagi akan muncul orang calon penghuni surga.’ Maka muncullah seorang laki-laki Anshar dengan wajah basah sambil membawa sandalnya,” tutur dia.
Kemudian, sambungnya, di hari lain Nabi berkata lagi sampai tiga kali. Dan selama 3 hari muncul orang yang sama. Sehingga ada Sahabat yang penasaran, amal apa yang bisa menjadikan orang tersebut masuk syurga?
Akhirnya salah satu Sahabat memutuskan untuk menyelidiki dengan cara menginap di rumahhya selama tiga hari.
Hari pertama, kisah Pak Nur, Sahabat tidak menemukan sesuatu yang istimewa. Demikian sampai di hari ke tiga, sahabat itu tidak menemukan bukti sebuah amalan istimewa apa yang bisa menjadikan beliau sebagai penghuni surga.
Karena yang di lakukan sehari-harinya adalah biasa saja. Akhirnya sahabat itu berterus terang kenapa sampai dia menginap di rumahnya karena ingin tahu sebenarnya amalan apa yang bisa menjadikan dia disebut Rasulullah sebagai calon penghuni surga.
Laki-laki itu pun tersenyum dan menjawab ringan, “Aku tidak memiliki amalan, kecuali semua yang telah engkau lihat selama tiga hari ini.” Jawabannya itu tak memuaskan hati Sahabat tadi.
Namun, ketika sahabat itu melangkah keluar dari rumah, laki-laki tersebut memanggilnya. Ia berkata kepada Abdullah, “Benar, amalanku hanya yang engkau lihat. Hanya saja, aku tidak pernah berbuat curang atau menipu kepada seorang pun, baik kepada Muslimin ataupun selainnya. Aku tidak pernah pura-pura, juga tidak pernah iri ataupun hasad kepada seseorang atas karunia yang telah diberikan Allah kepadanya, aku selalu berusaha menjaga hati agar selalu bersih.”
Adapun tiket masuk syurga yang terakhhir adalah keshalehan publik. Menurut Pak Nur, keshalehan tersebut berkaitan dengan amanah yang diberikan masyarakat, lembaga, organisasi, atau negara.
Yaitu dengan melaksanakan amanah dengan sungguh-sunguh dan penuh tanggung jawab. “Karena semua akan dipertanggungjawabkan kepada Allah,” tuturnya. (Lilik Isnawati)