PWMU.CO – Tiga kelucuan muncul saat anak-anak Kelompok Bermain Aisyiyah 07 Balongpanggang mengadakan kunjungan ke Rumah Baca dan Bermain Anak (RBBA), di Kantor Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik, Rabu (28/3/18).
Sebanyak 44 siswa kelompok bermain yang berada di Kompleks Masjid Al Huda Balongpanggan ini dibagi menjadi 2 rombel, B1 dan B2.
Kelucuan pertama muncul ketika mereka tiba di RBBA. Dua siswa, Bilqis Faiha Rifda dan Angelda Eka Vesenza,, tiba-tiba menangis. Ketika dibujuk dan ditenangnkan Siti Aminah, terungkaplah apa yang menjadi penyebabnya.
Ternyata Angelina takut kalau disuntik. “Petugas RBBA dikira Bidan. Rupanya dia masih ingat peristiwa imunisasi yang tempo hari dilaksanakan di sekolah,” ujar Siti Aminah, guru yang menyertai kunjungan.
Kelucuan kedua muncul saat dua siswa: Junior Dwi Prasetyo dan Ahmad Naufal Fahriansyah saling berebut buku cerita bergambar. Perebutan itu berakhir dengan tangisan. Sang guru Kusmiati akhirnya mendamaikan dengan cara meminta buku tersebut, memangku keduanya, dan membacakan ceritanya.
Kelucuan ketiga, meski mereka belum bisa membaca, tapi kok mereka diajak ke rumah baca, bahkan ada yang berebut buku segala.
Untuk soal ketiga ini, Kusmiati punya jawaban yang menarik. Mengusung tema Pembelajaran Komunikasi, kunjungan ke RBBA ini diharapkan dapat meningkatkan keberanian dan minat baca siswa sejak dini.
“Tidak hanya guru yang berusaha menumbuhkan minat baca siswa sejak dini, tapi peran aktif orangtua juga sangat diperlukan,” ujarnya.
Pentingnya menumbuhkan minat baca sejak dini, kata Kusmiati, untuk mengatasi problematika anak yang kecanduan ponsel. “Salah satu upaya mengenalkan literasi sejak dini, ya dengan mengajak mereka ke sini (RBBA). Meskipun belum bisa membaca, sekadar membuka dan melihat gambar,” ungkapnya.
Siti Muniroh, petugas RBBA yang ramah, mengakui sangat senang dikunjungi KB Aisyiyah 07. “Mereka pinter-pinter dan tidak malu bertanya tentang buku yang dipegang,” tuturnya.
Sementara Ketua Paguyupan Wali Murid Erna Yulia berharap semoga wawasan dan kemandirian anak-anak bertambah, juga agar tidak bosan belajar di lingkungan sekolah saja. “Dengan adanya kegiatan bersama antara kelompok B1 dan B2 diharapkan baik siswa maupun mamanya bisa lebih akrab tanpa sekat,” ujarnya. (Liza Rahmawati)