PWMU.CO – Rabu (28/3/18) menjadi hari spesial bagi Misfa Shafwah Zahidah. Pasalnya, siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik ini dinobatkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gresik sebagai Siswa Berprestasi Tingkat SMP/MTs Kabupaten Gresik.
Bagi siswa yang bercita-cita menjadi diplomat ini, prestasi ini di luar ekspektasinya. Lomba siswa berprestasi yang diikuti 35 siswa—dari SMP negeri dan swasta, juga dari MTs—ini persaingannya sangat ketat. Setiap peserta wajib mengikuti beberapa tahapan seleksi yang sangat melelehkan. Seperti harus mengerjakan soal akademik, mulai mata pelajaran matematika, IPA, pengetahuan umum, bahasa Indonesia, hingga bahasa Inggris.
Siswa kelahiran Gresik, 29 November 2003 ini harus mampu mendapatkan poin dari 75 soal yang diberikan juri. Tak berselang lama, Misfa—panggilannya— harus unjuk gigi dalam hal bakat di bidang nonakademik. Dia pun harus menjunjukkan bakat di hadapan empat juri.
Pidato bahasa Indonesia dengan tema pendidikan dipilih untuk meyakinkan juri. Dalam pidato berdurasi lima menit tersebut, dia menguraikan bagaimana remaja atau generasi muda harus memiliki semangat dalam menuntut ilmu dalam meraih cita-cita.
“Pidato saya lebih membahas bagaimana peran remaja yang sesungguhnya, yaitu menuntut ilmu dan menghindari dari narkoba,” ujar siswa yang memiliki hobi membaca ini.
Saya yakin, lanjutnya, ketika remaja memiliki semangat untuk menuntut ilmu dan mau berusaha yang terbaik, cita-cita yang luhur pun bisa diraih dan capai. Maka, hindari narkoba karena itu virus yang akan merusak mental dan semangat yang dicita-citakan para mendahulu kita.
Siswa yang menjabat sebagai Sekretaris Umum Ranting IPM SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik ini harus terus berjuang dalam meraih prestasi pada tahapan berikutnya. Usai menujukkan kemampuan retorika melalui pidato tersebut, Misfa pun harus masuk di ruang khusus dalam sesi wawancara.
Dalam sesi ini, siswa yang masuk pembinaan khusus Olimpiade Sains Nasional (OSN) Bidang IPS ini harus mampu meyakinkan juri. “Dalam sesi wawancara, ada perasaan deg-degan,” ungkapnya, sambil tersenyum simpul. Tapi, sambungnya, ketika sudah dalam proses wawancara, perasaan itu hilang dengan sendirinya.
Misfa menceritakan, dalam wawancara tersebut juri lebih mengeksplor kemampuan masing-masing peserta lomba dalam bidang kemampuan leadership, pendapat tentang mental juara, dan diri sendiri.
Dalam materi diri sendiri, Misfa menjelaskan tentang keaktifan dalam organisasi selain harus menempuh pendidikan di bangku SMP. Selain itu, bagaimana kepribadian di lingkungan sosial dan bermasyarakat. Bagaimana adab dalam berkomunikasi dan juga dalam keluarga, khususnya dengan orangtua.
Peserta pun harus memiliki beberapa prestasi, baik dalam bidang akademik maupun nonakademik. Hal ini menjadi syarat mutlah untuk bisa bersaing untuk mendapatkan prestasi terbaik. Tidak sekedar pernah mendapatkan tropy prestasi akademik, tetapi siswa pun harus memiliki talenta, visi seorang remaja berprestasi, dan juga kepribadian yang baik.
“Memang, selain memiliki prestasi akademik, semua peserta harus memiliki hal unik yang harus ditampilkan di hadapan juri. Selain itu, dalam sesi wawancara, semua peserta harus mampu menjawab dengan tepat terkait dengan bagaimana siswa memiliki mental juara dan juga mengenai aktivitas lain selain menjadi pelajar,” ungkapnya.
Pengorbanan dan persiapan hampir satu pekan lebih ini pun terbayar lunas ketika juri membacakan pengumuman juara. Dia pun larut dalam kebahagiaan ketika nama dan sekolahnya disebut menjadi Juara I.
“Alhamdulillah, perasaan senang ini tidak mampu dilukiskan dengan kata-kata. Terima kasih pada guru pembina, pihak sekolah, dan pada kedua orangtua saya yang selama ini selalu memberikan pembinaan, memotivasi, dan mendoakan sehingga aku berhasil mendapatkan prestasi terbaik ini. Tropy ini sebagai persembahan terbaik untuk sekolah dan orangtua.”
Lomba yang diadakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gresik ini memang mendapat respon positif dari sekolah yang ada di Gresik. Hal terbukti peserta yang ikut tahun ini lebih banyak dari tahun sebelumnya. Tahun 2017 lalu, peserta banyak didominasi dari sekolah dari kota dengan jumlah peserta 29 siswa. (Ichwan Arif)