PWMU.CO – Sambil terbaring lemas di tempat tidur, mata Muhammad Ifan Prayogo menatap televisi yang ada di dekatnya. Hanya itulah yang bisa dilakukan Irfan—panggilan akrabnya–sejak ia lumbuh pada Desember 2017.
Bantu Ifan di:
http://kitabisa.com/bantuifan
Tubuh siswa Kelas III SMP Muhammadiyah 2 Balongpanggang itu sangat kurus. Matanya terlihat cekung. Ifan hanya bisa menggerakkan sedikit jemari dan kepalanya. Selebihnya tak bisa berbuat apa-apa.
“Dulu bobot Ifan 72 kg. Namun sekarang hanya 40 kg,” tutur Mindayanti, ibunda Irfan, sambil memperlihatkan kaki anaknya yang tertutupi sarung itu pada rombongan yang menjenguknya, di Desa Karang Wungu, Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik, Kamis (29/3/18).
“Namun Alhamdulillah Ifan sudah mulai bisa mengunyah makanan,” terang Mindayanti yang sehari-hari menyambung hidup dengan berjualan di kantin SD Muhammadiyah 2 Balongpanggang, Gresik. Ahmad, ayah Ifan sudah meninggal tahun 2013.
Ia menuturkan, Irfan mengalami patah tulang ekor karena jatuh saat bermain bola bersama teman-temannya Oktober tahun lalu. “Sudah pernah dioperasi di rumah sakit. Tapi tidak ada perkembangan sampai sekarang,” ujar Mindayanti. Di samping itu, ujarnya, butuh biaya besar.
Kini, Irfan dirawat oleh Mohammad Huda, serorang terapis alternatif, di ruangan berukuran 6 x 3 meter yang terletak di rumahnya, di Desa Karang Wungu.
Huda adalah seorang pengusaha sukses di Balongpanggang. Untuk pengobatan yang dilakukan, lulusan Pondok Karangasem Paciran Lamongan ini tidak memungut bayaran.
“Ifan sudah 6 hari melakukan terapi di rumah Pak Huda, Alhamdulillah sudah ada perkembangan, di mana kakinya yang selama ini terasa sangat sakit sekarang sudah tidak sakit lagi,“ cerita ibu Ifan.
Tidak hanya Huda yang berikhtiar meringankan derita Ifan. Kamis sore itu, rombongan yang terdiri dari SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik dan SD Muhammadiyah 2 Balongpanggang Gresik ikut berempati. Selain menjenguk, mereka menyerahkan bantuan solidaritas.
Diwakili secara simbolis oleh Al Farisyi Baihaqi Kelas II An Naml SD Muhammmadiyah 2 GKB, rombongan menyerahkan bantuan uang tunai sebesar Rp 5 juta kepada Ifan yang diterima langsung oleh Mindayanti.
Kepala SD Muhammadiyah 2 GKB Muhammad Nur Qomari yang memimpin rombongan menjelaskan, bantuan tersebut merupakan hasil dari pembiasaan infak siswa-siswi sekolah berjuluk Berlian School tersebut.
Ustadz Ari—panggilan akrabnya—menambahkan, pihaknya mendapatkan informasi tentang Ifan dari Imam Mawardi aktivis IPM Balongpanggang, kolega Ifan.
Mewakili Ifan, Mindayati mengucapkan rasa terima kasih atas solidaritas itu. “Insyallah bantuan tersebut sangat berguna untuk pengobatan Ifan,” ujarnya.
Rasa haru tampak dari wajah-wajah siswa-siswi yang ikut dalam rombongan. Mereka terdiri dari Muhammad Nabil Ramadhan, Syakila Rayya Ramadhani, Al Farisyi Baihaqi, Qana’ah Khairun Nisaa, dan Vanya Illona Tifara Anwar dari Berlian School yang didampingi Ustadz Mursidi SPdI.
Sementara dari SD Muhammadiyah 2 Balongpanggang adalah Erinda Ivanka Aprilia, Nissa’ul Mufidah, Arimbi El Shafira, Niroga Sakhi Suratno, dan Oktavian Dwi Ramdhani yang didampingi kepala sekolah Edy Sucipto SPd dan seorang guru, Yayuk Indarwati SPd.
Muhammad Nabil Ramadhan ikut prihatin tasa penderitaan Ifan. “Semoga Allah memberikan kesembuhan untuk ifan,” ujarnya. Dia sempat berpesan agar Ifan tidak putus asa.
Ustadz Ari berharap upaya pembiasaan berinfak dan memberikan bantuan langsung ke orang-orang yang membutuhkan bisa menjadikan siswa-siswi menjadi pribadi-pribadi yang peduli.
Imam Mawardi yang dihubungi lewat sambungan telephon oleh PWMU.CO ikut mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan kepada Ifan.
Tetap semangat Ifan! Semoga ada jalan kesembuhan. (MNQ).