PWMU.CO – Guru-guru sekolah Muhammadiyah, hendaknya memahami pentingnya mata pelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (Ismu). Mereka juga diharapkan memahami aspek-aspek pembelajarannya. Pesan itu disampakan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dr Abd Mu’ti MEd, pada peserta Seminar Internasional yang diselenggarakan Majelis Dikdasmen PWM Jatim di Dome UMM pada Sabtu (30/4).
“Jangan sampai pelajaran Muhammadiyah itu hanya soal kapan dan di mana berdirinya Persyarikatan,” pesan Abdul Mu’ti di hadapan 500 guru dan Kepala Sekolah Muhammadiyah yang datang dari Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sumatera ini. Menurut Mu’ti ada 3 aspek pembelajaran Ismu. Pertama, Ismu merupakan mata pelajaran yang menjadi ciri khas sekolah Muhammadiyah. Dengan demikan pembelajaran Ismu harus menjadi media dakwah Muhammadiyah.
(Baca juga: Tipe-Tipe Warga Muhammadiyah Versi Abdul Mu’ti)
Kedua, pembelajaran Ismu harus menekankan pada nilai-nilai. “Penekanan pembelajaran Ismu tidak boleh terlalu historis sehingga kurang bermakna,” katanya. Yang terpenting, lanjut Mu’ti, justru makna di balik peristiwa-peristiwa bersejarah tersebut. Termasuk aspek keteladanan yang diberikan the founding fathers of Muhammadiyah.
Ketiga, kata Mu’ti, pembelajaran Ismu harus menjadi media membentuk karakter siswa. Karakter siswa setidaknya ditandai dengan kecintaan pada tanah air dan akhlak mulia.
Tiga aspek yang harus dipahami guru Ismu ini penting juga diterjemahkan dalam rumusan soal-soal evaluasi pembelajaran. Dengan berseloroh, Mu’ti berpesan supaya tidak ada lagi soal Ismu yang masih menanyakan kelahiran KH Ahmad Dahlan, istri beliau, dan pertanyaan sejenis. “Dengan memahami tiga aspek ini, rasanya pembelajaran Ismu bisa menjadi media mendakwahkan faham Islam yang berkemajuan,” katanya (Bi/Ilmi/MN)