
Siswa SMAMDA Sidoarjo belajar menjadi mubaligh di Pondok Elkisi.
PWMU.CO-Korps Mubaligh Muda Muhammadiyah (KM3) SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (SMAMDA) mengadakan acara Tour de Pesantren, Sabtu-Ahad (31/3- 1/4/2018). Dalam kesempatan ini sebanyak 20 siswa anggota korps dakwah mengunjungi Pondok Pesantren Elkisi di Trawas, Mojokerto.
Acara ini untuk mengetahui langsung dunia pondok seperti kehidupan akademik maupun non akademiknya. ”Dunia pondok sangat berbeda dengan sekolah umum, tujuan kegiatan ini bertujuan untuk bertukar pengalaman dengan para santri Elkisi. Dalam dua hari ini murid SMAMDA mengikuti kurikulum pondok,” ungkap Fuad Syukry Zein, pembina KM3.
Baca Juga: SMAMDA Promosi di Acara Car Free Day Alun-Alun Sidoarjo
“Pondok pesantren Elkisi, pendidikannya ramah dengan alam dan lingkungan sekitar. Selain itu, Elkisi berbasis sosial, edukasi dan keumatan sehingga mampu mencetak santri yang siap menjadi mubaligh di manapun berada. Dari kegiatan perkaderan ini, diharapkan dapat melahirkan generasi mubaligh muda berkarakter dan bermental baja dalam mengemban amanah sebagai penyiar dakwah,” tuturnya.
”Di sini para siswa menjadi santri pondok seperti tidur dan bangun pagi harus tepat waktu, makan, dan belajar hafalan, mereka menyesuaikan dengan jadwal pondok,” imbuhnya.
Berbagai macam kegiatan terangkai dalam tur ini. Agenda tidak hanya indoor, di hari kedua para anggota KM3 dengan para santri bermain outbond di area pondok, mereka juga berdiskusi secara gayeng dengan santri pondok.
Kegiatan tersebut menurut beberapa anggota KM3 sangat bermanfaat, karena bisa menumbuhkan sikap mandiri, disipiln dan kepekaan sosial. ”Kita merasakan gaya belajar yang berbeda dengan di sekolah, kalau di pondok kita dituntut untuk disipin dalam menghafal surat Alquran. Tidak hanya itu, kita dituntut mampu public speaking, ya karena di pondok ini, santri harus bisa berceramah dengan bahasa umat,” kata Ping Darojat, siswi kelas 9 IBB.
Komentara senada disampaikan Raihan Noufal, siswa kelas 11 IPS 4. Dia mengaku sangat bersyukur bisa ikut kegiatan ini. ”Selama dua hari menyelami kehidupan pondok, saya mendapat banyak inspirasi, baik persoalan keumatan hingga bagaimana ceramah yang segar dan berbobot,” ujar siswa yang hobi baca ini. (Fuad)
Discussion about this post