PWMU.CO–Sewaktu masih kecil, aktivitas saya sehari-hari hanya sekolah bila pagi hari dan mengaji bila sore hari. Kakek saya, orangnya keras. Tiap hari selalu menyuruh mengaji. Bila kakek menyuruh untuk mengaji, saya sering bilang: “Malas lah, sakit lah, padahal saya tidak sakit”.
Suatu ketika saat mau adzan Maghrib, saya bersembunyi di bawah kasur, karena takut disuruh mengaji. Yang ada di pikiran saya waktu itu, hanya mainan. Mainan mobil-mobilan paling saya suka. Saat sembunyi, kakek saya terus mencari-cari saya sampai ketemu, dan bila sudah ketemu, saya langsung dicubit, ditarik-tarik, dan dipaksa pergi mengaji ke masjid. Begitulah kehidupan kecil saya sehari-hari.
“Kalau seandainya kakek saya tidak bagitu, mungkin hari ini saya tidak bisa mengaji. Oleh karena itu, mumpung kalian diperhatikan orang tua kalian, maka taati perintahnya selama itu untuk kebaikan,” cerita Ustadz Ahmad Maliji masa kecilnya.
Cerita tersebut disampaikan Ustadz Ahmad Maliji untuk mengawali kegiatan Motivation Class yang digelar TPQ Al-Fatah Masjid Remaja, Jalan Kalilom Lor 3/41 Kenjeran Surabaya, Rabu (4/4)
Ahmad Maliji menjelaskan kehidupan kecilnya itu bukan persoalan sepeleh, karena menyangkut nasib di kemudian hari. Bagi Maliji, al Qur’an merupakan hal terpenting bagi ummat Islam. Maliji menyebut bahwa letak kelemahan dan kemunduran ummat Islam adalah di saat ummat Islam sudah jauh dari pedoman hidup, yakni al Qur’an. Orang-orang kafir yang benci dengan ajaran Islam, lanjut Maliji, senantiasa mencari jalan untuk mengalahkan umat Islam. Dan jalan yang mereka tempuh adalah menjauhkan umat Islam dari al Qur’annya.
“Kalian ini generasi qurani yang disiapkan untuk mengajari orang lain. Ketika ada temanmu, atau orang tuamu minta diajari ngaji ya wajib bagi kita untuk ngajari. Kalau kita jarang masuk ngaji mana mungkin bisa pintar mengaji. Orang tua menyuruh ngaji di TPQ, eh malah datang ke play station. Kalau kita niatnya mengaji jangan belok ke tempat itu,” pesan Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) itu
Menurut Maliji, setiap hari generasi Muslim diajari disiplin, agar semua jadi anak yang sukses dunia akhirat. “Penyakit kita itu ya malas itu, maka ketika besar nanti kalau kalian tidak bisa mengaji baru menyesal,” papar dia
Dengan mengutip ayat al Qur’an surat al Baqarah ayat (2), Maliji berpesan agar generasi Islam menjadikan al Qur’an sebagai way of life. Dia mengingatkan bahwa ada skenario orang-orang kafir untuk menyibukkan ummat Islam dengan kegiatan bernyanyi (song), olahraga, sex atau pergaulan bebas, asap rokok, dan narkoba. “Dan rupanya, mereka berhasil. Bulan ini, seakan ummat Islam terpuruk dan jauh dari harapan, karena mereka telah jauh dari pedoman hidup,” ucap dia. (Habibie)