PWMU.CO – Sudah menjadi rahasia umum bahwa peserta Pemilihan Umum (Pemilu) harus menyiapkan dana tak sedikit untuk maju. Baik sebagai kepala daerah, presiden, maupun anggota legislatif untuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) maupun Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Tak heran jika Prof Zainuddin Maliki pernah mengungkapkan sistem politik di Indonesia tidak memberi peluang kepada orang miskin untuk mencalonkan diri.
Diantara salah satu kader Muhammadiyah yang diusung untuk ikut terlibat adalah Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah 2006-2010, Muhammad Izzul Muslimin. Dia diminta untuk bertarung memperebutkan salah satu dari 4 kursi DPD RI yang tersedia di Provinsi Jawa Tengah.
“Dalam proses berikhtiar menjalani fardlu khifayah saya untuk mendaftarkan diri di DPD, ada banyak yang mendukung dan mendoakan, ada yang mengingatkan, dan ada juga yang pesimis. Tentu itu semua saya perhatikan sebagai petunjuk dan arah jalan yang saya tempuh,” jelas Izzul kepada PWMU.CO, (6/4).
Di antara yang mengingatkan, tambah Izzul, tentang biaya besar yang harus dipersiapkan untuk menjadi anggota DPD di Jawa Tengah. Jika dihitung perlu dukungan 1 juta suara saja, maka kalau 1 suara berbiaya Rp 10.000,- perlu anggaran kurang lebih 10 M. Tentu biaya tersebut tidak bakalan kembali dari gaji anggota DPD selama 5 tahun!
Dengan hitung-hitungan seperti itulah, bisa dikata proses politik di Indonesia kekinian semua dihitung dengan fulus. “Laa fulus manfuuss, he he he,” kelakar Izzul, yang kira-kira arti slengekan kalimat itu adalah “tidak ada uang, maka mampus”.
“Alhamdulillah, sejak lahir orang tua saya sudah memodali saya sebesar 5 M = MuhaMMad Izzul MusliMin,” kelakar Izzul tentang modal yang dipunyainya untuk bertarung di DPD RI Dapil Jawa Tengah. Ditambah sang istri yang bernama Widi Maryati, ada tambahan 1 M.
Ditambah lagi dengan 2 anaknya, ada 5 huruf M lagi. Putra pertama Muhammad Fatahillah Pratama, ikut menyumbang 4 M. Anak yang kedua, Lintang Syakrillah Ramadhani, ikut menyumbang 1 M. “Jadi total ada 11 M. Lebih 1 M malah,” jelasn Izzul.
“Apalagi kalau banyak teman dan saudara yang mau menyumbang 2 M atau Makasih Mas, saya optimis soal modal sudah terselesaikan. He he he,” pungkas Izzul.
Namun, tentang 11 M itu, atau sumbangan 2 M dari tiap orang itu hanya huruf alphabet urutan ke-13 lho. Bukan arti miliar, yang jadi salah satu modal dalam pencalegan. Ah, ada-ada saja. (kholid)