PWMU.CO-SD Muhammadiyah 18 Mulyorejo Surabaya menggelar wisuda siswa tahfidh Alquran bertempat di Masjid Mahfud, Sabtu (7/4/2018). Ada 107 santri mengikuti acara wisuda ini.
Siswa-siswi yang mengikuti prosesi wisuda berbalut busana serba berwarna putih. Tak mau kalah guru dan karyawan juga turut serta mengenakan busana serba putih sebagai simbol Generasi Qurani yang kembali suci.
Baca Juga: Begini Cerita Din Syamsuddin tentang Pendidikan Keluarga dan Lingkungan semasa SD yang Patut Ditiru
Acara dihadiri Pimpinan Cabang Muhammadiyah Mulyorejo, Pimpinan Cabang Aisyiyah, Pimpinan Ranting Muhammadiyah, Pimpinan Ranting Aisyiyah, Sekretaris Dikdasmen, ustadz dari Pesantren Nurul Falah serta orangtua santri.
Acara dibuka dengan grup vokal nasyid yang merupakan kegiatan ekstra kurikuler di SD Muhammadiyah 18. Sebelum wisuda, para santri menunjukkan hafalan ayat-ayat suci Alquran. Kemudian dilanjutkan dengan Imtihan (ujian) terbuka yang berlaku untuk ketiga model pembelajaran. Metodenya jawab soal secaraacak.
Beberapa di antara orang tua siswa yang turut hadir mengambil nomor undian yang berisi nomor urut siswa dan memilih nomor soal secara acak. Nomor urut yang disebutkan kemudian menjawab soal. Imtihan (ujian) terbuka dimaksudkan agar orangtua melihat serta merasakan perjuangan siswa-siswi selama belajar Alquran.
Panca Indrawati, ketua Pelaksana, menyampaikan rasa bangga setelah meluluskan beberapa santri ini. ”Mereka, anak-anak kita yang akan tumbuh unggul dengan iman dan taqwa. Bekal masa depan yang tidak akan habis oleh waktu,” ujarnya.
Dia menjelaskan, ada tiga klasifikasi model pembelajaran Alquran yang diterapkan hingga mereka lulus. Pertama, Tilawati Binnadzor pembelajaran membaca Alquran dengan memperhatikan gharib dan tajwid. Kedua, Tahfidz menghafal Alquran, dan ketiga, Tarjim suatu pembelajaran dengan menerjemahkan Alquran.
Kepala SDM 18 Ainul Rofiq berharap semua siswa terus-menerus menjadi Generasi Qurani yang mencintai Alquran, mengamalkan nilai-nilai kebaikan serta mencerminkan akhlaqul karimah. ”Mana mungkin anak-anak akan dapat tumbuh dengan sikap saleh dan salehah, jika dalam kesehariannya tidak memiliki kegemaran dan rasa cintanya dalam membaca Alquran,” ujarnya.
Akhir acara dalam prosesi wisuda, masing-masing wisudawan menerima syahadah (sertifikat) sebagai tanda lulus. Wisudawan dan wisudawati kemudian duduk berhadapan dengan orang tua masing-masing untuk mengucapkan rasa terima kasih karena telah membantu serta mendoakan mereka menjadi generasi Qurani. (Mitha)