PWMU.CO – Sejak pagi pukul 07.00 puluhan calon walimurid dan siswa sudah memadati hall SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Pucang Surabaya, Ahad (8/4/2018). Hari ini Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) menyelenggarakan tes wawancara jalur prestasi tahap kedua gelombang 1. Sekitar 50 calon siswa mengikuti tes wawancara.
Ada yang berbeda pada proses tes wawancara kali ini. Suasana baru hari ini adalah penggunaan aplikasi Smamda Queuing System (SQS). SQS merupakan sistem antrean untuk calon siswa pada saat tes wawancara.
Baca Juga: Ketika Guru Jadi Wali Murid saat Ambil Raport
Sistem baru ini tidak jauh berbeda seperti sistem layanan kantor bank, Kantor Imigrasi mengurus paspor, atau laboratorium klinik modern. Pengunjung yang datang langsung menekan tombol antrean lalu secara otomatis print out keluar mendapatkan nomor. Kemudian menunggu untuk dipanggil sesuai dengan nomor antrean menuju meja-meja pelayanan.
“SQS ini sangat memudahkan pekerjaan saya,”ungkap M. Choirul SPd, salah satu tim seleksi. Ia mengaku sebelum ada sistem ini harus memanggil satu persatu peserta tes dan mengecek satu persatu lima meja layanan yang kosong. “Tugas saya sekarang lebih ringan, hanya mengecek kehadiran calon siswa melalui daftar hadir print out,” imbuhnya.
Ide pembuatan SQS merupakan hasil rapat tim PPDB. Selain untuk mempermudah tugas tim seleksi juga membantu calon orangtua/walimurid dan siswa untuk mengambil nomor antrean sendiri, self service. Mereka tinggal mengklik menu yang diinginkan. Ada tiga menu antrean yang tersedia yaitu informasi terkait PPDB, wawancara dan pembayaran/daftar ulang.
Setelah mengklik menu wawancara maka akan keluar token W – nomor urut antrean, lalu klik tombol print. Kemudian mendapat tiket nomor antrean.Calon siswa tinggal menunggu panggilan.
Petugas wawancara memanggil siswa sesuai urutan tiket antrean dengan menekan tombol call. Setelah itu nomor dan meja petugas wawancara akan muncul pada layar PC atau laptop bersamaan dengan suara pengumuman. Suara pengumuman juga bisa di-setting bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.Pewawancara bisa memanggil kembali siswa yang belum datang dengan tombol recall.
“Desain dari aplikasi SQS memang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah,” ungkap Mukhlasin ST MPd, wakil kepala sekolah bidang sarana. Ia menegaskan, menu SQS tidak permanen bisa diubah, ditambah menu lain jika diperlukan.
“Berbekal jaringan internet, laptop atau PC, printer khusus nomor antrean dan speaker aktif sistem ini bisa dijalankan dengan mudah,” sambungnya. Selain itu, tegas Mukhlasin, sistem ini bisa memberikan laporan jumlah calon siswa dari tim pewawancara.
Dengan SQS tidak hanya mempercepat kerja tim seleksi tetapi juga mempersingkat waktu pelaksanaan tes wawancara, karena panitia tidak harus mengecek satu persatu meja layanan mana yang kosong. Selain itu mempermudah calon siswa untuk mendapat nomor antrean.
“Antreannya gak kalah sama laboratorium klinik modern,” ujar Aaqila K Zahra Zahira XII IPS 2 yang mengantar adiknya Muhammad K. Hatta Adiatha untuk mengikuti tes wawancara. “Makin keren saja ya sekolahku ini, mempermudah antrean calon siswa,” katanya. (Puspitorini)