PWMU.CO – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia Prof Dr Muhadjir Effedy, MAP mendorong agar sekolah-sekolah Muhammadiyah bisa menjadi basis perkaderan, dalam hal ini politik.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UM)M ini menyatakan, sekolah Muhammadiyah harus juga mengajarkan tentang sejarah perjuangan tokoh-tokoh politik Islam di Indonesia dalam kurikulum maupun materi pembelajarannya. Khususnya sejarah perjuangan tokoh-tokoh Muhammadiyah yang memiliki peran penting dalam kemerdekaan bangsa Indonesia.
“Nah, kalau bisa Majelis Pendidikan Kader (MPK) yang mempelopori ini semua. Pendidikan politik bisa dibuatkan kurikulumnya, dan kemudian diajarkan di sekolah Muhammadiyah,” katanya saat menjadi pembicara dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di aula Gedung Biro Administrasi Umum (BAU) Universitas Muhammadiyah Malang, Sabtu (14/4/2018).
Muhadjir menjelaskan, banyak tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari kalangan Muhammadiyah. Di antaranya KH Ahmad Dahlan, Jendral Besar Sudirman, Ir Djuanda, Ir Soekarno, Mr Kasman Singodimejo, dan banyak lagi lainnya.
“Bila perlu piagam Jakarta bisa menjadi mata pelajaran wajib buat siswa sekolah Muhammadiyah. Sebab, dalam penyusunannya ada peran tokoh Muhammadiyah,” tambahnya.
Muhadjir menyayangkan sikap dari segelintir warga Persyarikatan yang alergi dan suka ngomel tentang politik. Bahkan dalam grup Whatsapp yang dibuat warga Muhammadiyah.
Menurut dia, hal itu kurang menarik karena lebih banyak untuk pengembosan politik semata. “Mereka itu seolah sudah menang setelah nyindir dan maki-maki orang lewat WA. Akibatnya kontra produktif bagi kita,” tuturnya
Muhadjir menegaskan, sejatinya berpolitik haruslah memperluas wawasan dan tidak gampang memvonis orang karena itu warga Muhammadiyah harus belajar dan tahu tentang politik.(aan)