PWMU.CO – Ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, DR Haedar Nashir kembali menegaskan garis politik Muhammadiyah pada ratusan peserta Rakernas Majelis Pendidikan Kader (MPK), Jumat malam (13/4). Dia menyampaikan, Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah bergerak dalam ruang politik nilai, bukan politik praktis.
”Yang berpolitik praktis itu partai politik. Sedangkan organisasi kemasyarakatan dan lainnya menurut UU tidak boleh melakukan kegiatan itu. Maka yang perlu dibangun adalah komunikasi dengan partai-partai politik. Sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara tetap terjaga,” tegasnya.
Terkait dengan kader yang ingin berkiprah ke dunia politik, Haedar memberikan kesempatan yang seluas-luasnya. Karena itu merupakan salah satu bidang garap Muhammadiyah melalui MPK.
“Silakan yang mau nyalon presiden, legislatif. Berjuanglah. Kita akan men-support–nya di partai manapun, tapi harus by desaign,” ujar Haedar dengan sangat serius dan itu diulang sampai tiga kali.
Haedar mengungkapkan, politik itu sangat keras. Ada diving, ada tackling bahkan ada yang amuk amukan soal offside dan tidak offside. Maka dari itu, dia meminta agar kader yang sudah terjun ke politik harus melakukannya dengan total.
“Kalau gagal jangan kembali lagi, maksudnya kerjakan dengan total. Teruslah berjuang biar sukses. Yang masalah kan habis gagal kembali lagi ke Muhammadiyah. Tapi hatinya masih di sana,” sindir suami Ketua umum PP Aisyiyah itu.
“Nah setelah itu mengatakan ambigu, gamang dan semacamnya. Padahal mereka sendiri yang tidak mau berusaha dan bekerja keras,” imbuhnya.
Haedar mengingatkan, untuk meraih kesuksesan itu dimulai dari kegagalan. “Kalau sekali gagal, ya harus mencoba lagi. Tentu by desaign dan usaha lebih keras lagi. Kalau gagal, gagal, gagal terus ya…maknai saja itu nikmat dari Allah,” pungkasnya yang disambut tawa peserta. (uzlifah)