PWMU.CO – Kegiatan belajar mengajar tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tapi juga bisa dilakukan di luar kelas, museum contohnya. Inilah yang dilakukan SD Aisyiyah 1 Nganjuk.
Selasa (17/4/2018) siswa-siswi SD Aisyiyah 1 Nganjuk mengunjungi Museum Anjuk Ladang di Jalan Gatot Subroto 10, Nganjuk. Para siswa antusias begitu masuk ke dalam museum dan mereka pun langsung disambut oleh para petugas yang juga tampak senang karena didatangi anak-anak untuk belajar.
Anak-anak pun dengan tenang mendengarkan penjelasan tentang asal-usul Nganjuk di mana bekas-bekas peninggalan sejarahnya banyak disimpin di Museum Anjuk Ladang. Para siswa menyimak penjelasan asal mula nama Nganjuk yang ternyata berasa dari kata Anjuk Ladang.
Anjuk artinya kemenangan dan Ladang berarti daerah atau wilayah. Sehingga secara keseluruhan Nganjuk artinya daerah atau wilayah kemenangan. Karena masyarakat Jawa sering mengawali ucapan dengan huruf mati, sehingga kata Anjuk menjadi Nganjuk.
Museum Anjuk Ladang menyimpan benda benda peninggalan zaman sejarah yang berada di kota Nganjuk. Di dalamnya tersimpan benda dan cagar budaya terutama peninggalan Kerajaan Majapahit. Benda-benda bersejarah itu di antaranya:
- Arca Ganesa, arcaBbrahma, arca Dewa.
- Keris dan tombak
- Kuningan
- Mata uang kuno Indonesia, Tiongkok, dan Belanda.
- Alat foto zaman dahulu
- Tulang fosil binatang purba
- Alat memasak tradisional
- Benda kesenian jaranan
- Topeng sejarah dan,
- Alat musik gamelan
Di depan pintu masuk museum Anjuk Ladang terdapat Replika Prasasti Anjuk Ladang yang disebut Jaya Stamba yang dibangun oleh Empu Sendok di Candi Lor, Kecamatan Loceret tertera tanggal 10 April 937 M. Artinya saat ini Kabupatan Nganjuk sudah berusia 1.081 tahun lamanya. Sedangkan Prasasti yang asli berada di Museum Jakarta.
Di akhir waktu kunjungan petugas mengadakan kuis berhadiah tentang apa yang sudah dipelajari selama berada di dalam Museum Anjuk Ladang. Anak anak dengan semangat saling unjuk jari untuk menjawab pertanyaan. (liya)