PWMU.CO-Menghadapi kehidupan modern ini Muhammadiyah membangun kekuatan spiritual baru agar manusia kembali ke jalan Tuhan. Spiritual baru itu adalah tazkiyatun nafs atau penyucian jiwa.
Demikian disampaikan Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Fathurrahman Kamal Lc MSi dalam pengajian Ahad Pagi Pencerah yang digelar PDM Kota Surabaya, Ahad (22/4/2018). Pengajian bertempat di Masjid Al Islamiyah Sumberlanggeng Kec. Pakal kawasan pertambakan yang dihadiri ratusan jamaah.
Baca juga: PRM Tanpa Pengajian Berarti Tidak Bergerak
Fathurrahman menjelaskan, manusia modern itu boleh heboh di Facebook, ramai di WhatsApp tapi sebenarnya secara individu mereka ini orang kesepian. ”Orang modern itu mengalami kesepian, terasing karena orang sekitar sibuk dengan urusan sendiri, semua manusia mengejar dunianya sendiri,” katanya.
Dia menceritakan, KH Ahmad Dahlan sudah memahami situasi ini. ”Ada ayat Alquran yang membuat hati Kiai Ahmad Dahlan sangat tertusuk yaitu afaraita manitakhoda ilahahu hawa,” tuturnya mengutip surat Al Jatsiyah ayat 23. ”Kiai Dahlan tak habis pikir bagaimana bisa orang menjadikan hawa nafsu sebagai tuhan,” sambungnya.
Menyembuhkan kekotoran jiwa yang menuhankan hawa nafsu ini, ujar Fathurrahman, Kiai Dahlan mengajarkan tentang tazkiyatun nafs atau penyucian jiwa. ”Bagaimana caranya? Seperti termuat dalam surat al A’la yaitu qad aflaha mantazakka wa dzakarasma rabbihi fasholla,” paparnya.
Dijelaskan, jalan tazkiyatun nafs itu pertama, dzikrullah, kedua, shalat, dan ketiga, dzikrulmaut atau ingat mati. ”Sebenarnya tazkiyatun nafs inilah ajaran pertama KH Ahmad Dahlan sebelum praktik surat Al Maun,” kata dia menandaskan.
Menjaga kebersihan hati itu sangat penting karena semua kerja yang kita lakukan hari ini jika tidak dilandasi dengan niat hati yang bersih, kata Fathurrahman, maka kita tidak akan mendapat pahala yang dijanjikan Allah di surga.
”Pemimpin yang menggerakkan jarinya untuk membuat keputusan buruk atau jelek jarinya itu digerakkan oleh kondisi hatinya,” katanya. ”Korupsi karena di hatinya ada kerak hitam sehingga tidak dapat bedakan yang makruf dan munkar,” kata dia menambahkan.
Pemimpin yang jauh dengan rakyatnya, dia menguraikan, karena komunikasi politik hanya didasarkan pada rasionalitas politik. Tidak digerakkan dari hati ke hati antara pimpinan dengan rakyatnya. ”Rakyat pun akhirnya apatis, bersikap wis sak karepmu,” tandasnya.
Di kehidupan Muhammadiyah pun masalah kesucian hati perlu diperhatikan. Sebab persyarikatan ini sudah memiliki segalanya. ”Ada sekolah, rumah sakit, perusahaan, panti, semuanya dibangun dengan megah. Hanya tentara saja tidak punya. Jika Kokam itu diberi senjata maka jadilah mereka tentara kita,” seloroh Fathurrahman disambut tawa hadirin.
Seluruh aset kekayaan Muhammadiyah ini, kata dia, bisa saja menjadi modal untuk sombong. ”Muhammadiyah ini bukan yayasan tapi membangun semua fasilitas itu karena perintah Allah swt. Jadi jelas niat awalnya adalah kesucian jiwa melaksanakan perintah Allah. Jika kekayaan ini menjadika kita sombong maka hilanglah semua pahala kebaikan yang sudah ditanam,” tegasnya. (sgp)