PWMU.CO – Penampilan siswa Sekolah Pendidikan Karakter berbasis TIK SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakata, Jawa Tengah, menjadi perhatian utama dalam acara pembukaan peringatan Bazar Buku Murah 2018 yang digelar di Pendhapi Gedhe Balaikota Surabaya, Sabtu (21/4/2018).
Siswa SD Muhammadiyah 1 Ketelan menampilkan Sendratari Ramayana, dan penampilan ini mendapat sambutan luar biasa ketika adegan munculnya punakawan, Semar, Petruk, Bagong, Gareng.
“Wong mati bakale menyang ngendi (Kemanakah orang yang mati) tanya Bagong kepada Petruk ?, Petruk menjawab gumantung tindak pakartinipun kaliyan ibadahe (tergantung budi pekerti dan ibadahnya), menawi sae tindak dateng suarga (Kalau baik menuju surga), menawi boten sae dateng neraka (kalau tidak baik ke neraka).
Jawaban yang benar ini malah disalahkan Bagong. Dengan polos dan tanpa dosa seperti biasa ada pada karakter Bagong, menurut Bagong wong mati iku arep menyang ngendi sak karepe sing nggotong.
Sejumlah 36 siswa dari SD Muhammadiyah 1 Ketelan tersebut berhasil mewarnai panggung dan memukau para pengunjung dengan penampilan mereka.Bazar buku ini digelar dalam rangka menyambut hari Pendidikan Nasional tahun 2018 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertepatan 2 Mei mendatang serentak di seluruh Indonesia.
Khusus untuk Provinsi Jawa Tengah dipusatkan di Balai Kota Surakarta (Pendahapi Gedhe). Selain itu juga akan digelar kegiatan Pagelaran Seni Tradisional bekerja sama dengan Direktorat Kesenian Ditjen Kebudayaan, Sanggar dan sekolah serta memberi kesempatan para siswa untuk menampilkan kesenian.
Kepala Sekolah, Sri Sayekti, S.Pd., M.Pd mengatakan “Sesuai dengan tema Hardiknas tahun ini “Menguatkan Pendidikan Memajukan Kebudayaan” SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta akan berjuang memberikan layanan Pendidikan yang terbaik baik akademik dan non secara maksimal dan optimal di era kekinian sekaligus SD muhammadiyah 1 Ketelan terus melestarikan kebudayaan lewat kegiatan-kegiatan kesenian tradisional di Sekolah. Termasuk di dalamnya melakukan kegiatan-kegiatan pementasan untuk menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap kesenian tradisional,” ujarnya.
Ditambahkan, salah satu guru dan Sutradalang Ki Agung Sudarwanto, S.Sn., M.Sn., “Sebagai generasi penerus anak bangsa berkemajuan, tugas kita melestarikan budaya yang sudah ada. Apalagi kesenian daerah yang menjadi ciri khas daerah kita. Seperti tari di iringi gamelan contohnya. Makanya saya terus berupaya mengawal seni tradisi bagi generasi zaman now, Ing Ngarso Sung Tulodo memiliki arti memberikan tauladan di depan, Ing Madya Mangun Karso memiliki arti ditengah membangun semangat dan Tut Wuri Handayani itu sendiri berarti memberikan dorongan dari belakang” Ungkap Pengurus Pepadi bidang Penelitian dan Pengembangan.
Pembukaan Peringatan Hardiknas Provinsi Jawa Tengah dihadiri Semua UPT, IKAPI, Wakil Walikota Dr. H. Achmad Purnomo, Apt., Kepala Dinas Etty Retnowati, SH., MH, Kadis Pendidikan Solo Raya, Arpusda, Kadisdikbud Provinsi, Kemenag Solo Raya, Muspida Solo, DPRD Bidang Pendidikan, Dewan Pendidikan Drs. H.M. Joko Riyanto, SH., MM.,MH., ka. PAUD, Kepala sekolah (KKS), MKKS, wartawan cetak dan TV, ratusan masyarakat, pelajar, serta instansi terkait. (jatmiko)