PWMU.CO – Sebanyak empat tenaga pendidik dari SD Muhammadiyah 11 (Muhlas) Surabaya melakukan kunjungan ke SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Selasa (24/4/18).
Kedatangan Kepala SD Muhlas Surabaya Irwan SPd MPdI bersama Bendahara Sekolah Fitri Juliana Johar SE, Bagian IT Ferry Adi AMd, serta Pengelola Kantin Masulah tersebut disambut baik Ketua dan Sekretaris Majelis Dikdasmen Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) PPI serta Kepala SDMM.
Ini adalah kali kedua SD Muhlas berkunjung ke SDMM. Sebelumnya, tahun 2017 mereka pernah ke SDMM dalam kunjungannya terkait manajemen sekolah, pembelajaran, dan prestasi.
“Sekolah kami sudah berusia sekitar 50 tahun. Kami ingin terus mengembangkan secara bertahap dari segala aspek,” ujar Irwan mengawali perkenalannya.
Irwan juga menyampaikan permohonan maaf datang agak terlambat karena menunggu pengelola kantin yang harus memastikan logistik siswa SD Muhlas benar-benar siap.
“Awal tahun pelajaran 2017/2018, kami sudah mulai mempunyai katering sekolah sendiri. Namun tidak semua siswa kami wajibkan ikut katering, sehingga awal-awal ada 270 siswa yang ikut katering,” jelas kepala sekolah dua periode tersebut.
Entah sebab apa, lanjutnya, beberapa waktu ini semakin menurun hingga tersisa 80 siswa yang ikut katering sekolah. “Kami ingin mengambil pengalaman dari SDMM terkait pengelolaan katering sekolah. Siswa kami sudah 700 siswa, jadi kalau tidak terlayani dengan baik, kan eman. Koki kami juga sempat bingung melayani selera anak-anak,” ungkapnya.
Irwan mengaku ide katering ini muncul setelah kunjungannya yang pertama ke SDMM.
Ketua Majelis Dikdasmen PRM PPI Ir Hon Jaelani menyambut baik maksud kunjungan tersebut. “Di SDMM, ikut katering sekolah bersifat wajib karena masuk pembelajaran adab makan siang. Jadi, semua siswa mendapat menu yang sama meski porsinya mungkin sedikit berbeda karena sistem kami adalah prasmanan. Siswa bisa menyesuaikan porsi masing-masing dalam batas kewajaran,” paparnya.
Ia melanjutkan, Katering Surya Amanah—nama catering SDMM—telah mendapat sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Jasaboga dari Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Gresik. “Sertifikat tersebut berlaku tiap tiga tahun, yang pertama tahun 2014 dan baru saja kami urus perpanjangannya di tahun 2018,” ungkapnya.
Sekretaris Majelis Dikdasmen PRM PPI M Fadloli Aziz menambahkan, Majelis Dikdasmen PRM PPI menginginkan semua aspek di sekolah ini harus berupa pembelajaran, termasuk adab makan yang setiap hari dipraktikkan.
“Tapi saat itu tahun 2004, kami belum punya sumber daya manusia yang cukup, jadi kami menggunakan outsider sampai 2012. Di perjalanan, kami ingin mengontrolnya lebih optimal lagi, sehingga kami bermaksud mempunyai catering sendiri,” ujar peraih Juara I Olimpiade Guru Nasional Kabupaten Gresik tersebut.
Akhirnya, lanjut Aziz, dengan dibantu Ikatan Wali Murid (Ikwam) kami dapat mewujudkan hal tersebut. “Bahkan awalnya dapur catering di rumah salah satu wali murid. Alhamdulillah, tiga tahun terakhir ini kami sudah menempati rumah catering sendiri,” ucapnya penuh syukur.
Diskusi berlanjut di Rumah Katering Surya Amanah yang berlokasi tepat di depan gerbang belakang SDMM. Diskusi berlangsung gayeng seputar pengelolaan katering, mulai alur belanja barang hingga penyajian makanan. Supervisor Katering Surya Amanah Mukhlisin SPd turut mendampingi dan melayani setiap pertanyaan yang diajukan.
Wakil Kepala Bagian Humas SMK Muhammadiyah 3 Cerme tersebut menyampaikan, pihaknya bertugas mengontrol pengelolaan katering di SDMM. “Anak-anak bersekolah selama enam tahun. Jadi, kualitas makan siang mereka harus terjaga,” ujar pria yang sejak 1996 sudah aktif di bidang Food and Beverages Department.
Sebelum kembali ke Surabaya, rombongan SD Muhlas berkesempatan mengikuti secara langsung pembelajaran makan siang ala SDMM di dining room. Mereka ikut makan siang bersama siswa dalam satu meja.
“Tiga hal yang membuat saya surprise setelah mengikuti makan siang hari ini. Pertama, anak kelas I dan II sudah bisa mengambil makan sendiri dengan tertib,” kesan Irwan.
Yang kedua, lanjutnya, ada leader di tiap meja yang berganti setiap hari dan yang dapat giliran pertama itu yang membagi. “Dan yang terakhir, ada yang mendapat giliran menumpuk piring kotor. Bahkan, jika di piring itu ada sisa makanan yang memang tidak bisa di makan, itu dibersihkan dulu loh. Setelah itu baru ditumpuk,” jelasnya sambil tersenyum.
Irwan menambahkan, usai makan siang, ada predikat untuk setiap meja yakni fair, good, dan excellent. “Kelompok yang mejanya rapi dan bersih mendapat kesempatan keluar diningroom lebih awal. Ini menarik untuk pembelajaran makan siang,” pungkasnya.
Bagi Irwan, membiasakan siswa kelas I dan II seperti itu adalah hal yang tidak mudah. “Ini membutuhkan kesabaran dan memang harus dipraktikkan setiap hari supaya biasa,” kesannya. (Vita)