PWMU.CO – Sing seneng gadget, sinaune gak ada greget. Artinya, yang suka gadget, belajarnya tidak ada semangat. Inilah wasiat pertama yang disampaikan Bagus Sanyoto saat memberikan motivasi pada siswa dan wali siswa kelas VI SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Jumat (27/4/18) malam.
“Berusaha keras menjadi poin pertama yang harus dilakukan. Anak dan orang tua harus sama-sama menahan diri dari penggunaan gadget yang berlebihan. Anak harus belajar, sementara orang tua asyik dengan gadgetnya. Bukan, bukan seperti itu,” pesan Bagus membuka sesi.
Dalam acara yang bertajuk The Last Barbeqiu (belajar bersama dan Qyamul lail terakhir) ini, Bagus—panggilan akrabnya—mengajak 81 siswa bersama kedua orang tua hadir di aula SDMM untuk menyatukan komitmen bersama sekolah, menjadi tim yang kompak demi hasil Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) yang optimal.
“Yang kedua adalah tidak melanggar aturan. Buat aturan bersama antara orang tua dan anak terkait hak dan kewajiban masing-masing, lalu lakukan bersama dengan istiqamah,” tegasnya.
Menurut Bagus, jujur menjadi poin ketiga yang perlu mendapat perhatian khusus untuk keberhasilan ujian yang sebenarnya.
“Ujian anak-anak yang sebenarnya itu ada dua, yaitu ujian sekolah dan ujian kehidupan. Maka, jujur harus ditanamkan orangtua dalam setiap sisi aktivitas di rumah. Jadi jujur itu tidak hanya untuk ujian sekolah, sehingga lebih tertanam sebagai karakter anak,” jelas motivator senior ini.
Alumnus Universitas Airlangga Surabaya itu mengungkapkan hal keempat yang ditekankan sebagai bekal sukses ujian adalah mandiri.
“Tidur sendiri, bangun juga sendiri. Itu contoh mandiri paling sederhana. Mama Papa sudah tidak lagi mengeluh kesulitan membangunkan Subuh. Juga tak ada lagi perlengkapan sekolah yang tertinggal, lalu merengek minta Mama Papa mengantarkan ke sekolah,” ungkapnya di depan 81 siswa kelas VI.
Bagus berpendapat, menghormati guru adalah wasiat kelima yang harus dilakukan anak-anak sebagai kunci sukses masa depan.
“Hormati gurumu. Percayalah bahwa saat kalian sukses esok, kalian akan rindu pada nasihat mereka. Begitu pula saat kalian sedang terkena musibah, kalian pun akan teringat pada pesan-pesannya,” kata Bagus. (Ria Eka Lestari)