PWMU.CO – Gadis 12 tahun itu menutup wajahnya, sesaat setelah juri Nataria Wahyuning Subayanti menyebut namanya sebagai Juara Utama I dalam Olimpiade IPA (Olipa) 4 Kategori Kelas Besar, di UMG, Ahad (28/4/18),
Prestasi dalam olimpiade sistem eksperimen yang diselenggarakan Klinik Sains Pimpinan Daerah Nasiatul Aisyiah Kabupaten Gresik yang bekerja sama dengan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) itu menambah panjang catatan prestasi Nadiya Rahma Ihsan.
“Itu adalah gelar ke-21 yang berhasil diraih Dea selama belajar di SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) dalam kompetisi di bidang sains, baik tingkat kecamatan hingga tingkat nasional,” ujar Ria Eka Lestari, mengomentari prestasi Dea—panggilan akrab siswa kelas VI SDMM itu.
Tari—panggilan Ria Eka Lestari—menjelaskan, prestasi bidang sains tingkat nasional yang pernah diraih Dea antara lain sebagai Peneliti Cilik Terunggul Kalbe Junior Scientist Award 2016 di Jakarta, Gold Medal IPA ME Award 2016 di Malang, Silver Medal OMSI 2017 di Sidoarjo, Gold Medal IPA Olympicad 2017 di Bandar Lampung, dan Bronze Medal Himso 2018 di Surabaya.
“Dea menunjukkan prestasi yang meningkat dalam olimpiade sains mulai kelas IV. Potensi sainsnya mulai tampak saat diumumkan hasil seleksi tim pembinaan olimpiade SDMM,” Tari menambahkan.
Pembina sains SDMM itu menjelaskan, sejak itu lomba-lomba yang diikuti Dea mendapat hasil yang optimal. “Pembinaan rutin olimpiade, aktivitas the club sains, dan mengikuti berbagai ajang olimpiade baik kecamatan hingga nasional, Dea ikuti tanpa lelah,” ungkapnya pada PWMU.CO, Senin (30/4/18).
“Melihat proses yang Dea tunjukkan di sekolah, saya sangat bangga dan bersyukur, kini Dea bisa memanen jerih payahnya dengan seabrek prestasi sainsnya. Sikap rendah hatinya di depan Ustadz-ustadzah dan teman-teman menambah kebanggaan ini,” ungkap Tari.
Dea menyampaikan, untuk meraih prestasi-prestasi tersebut, ia membutuhkan usaha yang nyata. “Tidak ada pola atau kiat khusus dalam belajar. Alhamdulillah, saya suka sains. Saya suka baca buku-buku tentang sains dan juga berusaha latihan soal sains secara rutin. Terkadang saya juga mengerjakan soal-soal sains SMP,” kata siswa yang bercita-cita menjadi dokter tersebut.
Menurut Nurul Wahyu, ibunda Dea, putrinya itu mempunyai keingintahuan yang cukup tinggi terhadap sains. “Dulu Dea kecil kalau belajar didampingi. Sekarang lebih mandiri. Suka membaca dan berlatih soal. Jika ada kesulitan baru bertanya,” kata Nurul.
Semua prestasi Dea, sambung Nurul, membanggakan bagi kami karena semua ada perjuangan dan ceritanya. “Saya masih ingat Dea pada kelas I masih suka nangis dan pemalu dengan nilai raport cukup. Alhamdulillah kelas II dan seterusnya dengan penuh kasih sayang Ustadz dan ustadzah SDMM membantu Dea untuk menjadi pribadi yang percaya diri dan sedikit demi sedikit prestasinya mulai terukir,” ungkap guru SMP Negeri 1 Gresik itu.
Nurul sangat bersyukur atas anugerah yang diberikan Allah kepadanya. “Semoga Dea jadi muslimah yang taat beragama, istiqamah dalam belajar, lebih percaya diri, dan jadi petarung yang tangguh dalam meraih mimpi,” harap istri Mahbub Ihsan itu, yang tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih atas bimbingan para guru SDMM.
Sukses selalu Dea! (MFA)