PWMU.CO – Politik itu penting dan harus diakrabi dengan makruf. Mengingat tidak ada satu sisi pun dalam kehidupan berbangsa yang terlepas dari kebijakan politik.
Pesan politik ini disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Nadjib Hamid. Tepatnya saat pembukaan Musyawarah Pimpinan Daerah (Musypimda) I Aisyiyah Ponorogo Periode 2015-2020 di Aula Rektorat Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Selasa (1/5/2018).
Lebih lanjut, calon DPD RI ini mengungkapkan bahwa warga dan pimpinan Muhammadiyah telah lama tidak bersentuhan dengan dunia politik praktis. Bahkan, umumnya apatis terhadap politik.
Apalagi, lanjut Nadjib, menengok dalam praktiknya, sebagian politisi negeri ini cenderung menghalalkan segala cara dalam merengkuh kekuasaan dan kekayaan. “Akhirnya memunculkan kesimpulan di kalangan warga bahwa politik itu kotor dan harus dijauhi.”
Menurut Nadjib, kondisi ini kemudian memunculkan phobia politik di lingkungan persyarikatan. “Di lingkungan persyarikatan muncul phobia politik. Termasuk dalam menghadapi kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada), yang berujung pada ketegangan internal yang tidak perlu.”
Pada kesempatan tersebut Nadjib Hamid mengutip ayat 41 surah al-Hajj mengenai pentingnya kekuasaan politik dalam penegakan rukun Islam. Bahwa politik sekaligus efektif bagi pelaksanaan dakwah amar makruf nahi munkar.
“Jika kekuasaan politik dipegang orang-orang yang punya komitmen agama, akan sangat efektif untuk dakwah. Efektif untuk mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan ummat. Dengan demikian, politik itu sangat penting dan tidak bisa dihindari dari kehidupan berbangsa dan bernegara, dan tidak bisa dipisahkan dari agama.”
Untuk itulah, Nadjib mengaku menerima amanah PWM Jatim untuk maju sebagai calon DPD RI. Hal itu dilakukan sebagai upaya membangkitkan ghirah berpolitik di kalangan kader. Juga memberikan contoh politik yang santun dan bersih kepada warga Muhammadiyah khususnya dan masyarakat luas.
“Sekaligus untuk mematahkan tesis selama ini bahwa keterpilihan seseorang dalam pemilu dan pilkada ditentukan oleh isi tas. Tapi oleh integritas dan idealitas,” pungkasnya.
Sementara itu, Titi Listyorini, ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Ponorogo menyatakan bahwa hadirnya Nadjib Hamid pada Musypimda Aisyiyah Ponorogo untuk menindaklanjuti penunjukan PWM Jatim sebagai calon DPD RI.
“Kami menghadirkan pak Nadjib Hamid dalam Musypimda ini karena beliau telah ditunjuk PWM Jatim, sebagai calon DPD RI dari Muhammadiyah Jatim. Wajib kita sukseskan,” ujarnya dengan penuh semangat. (afi)