PWMU.CO – Udara pagi masih segar-segarnya untuk dinikmati. Pantulan cahaya dari ufuk timur belum juga menyilaukan. Tapi Ahmad Muzayin (57 tahun) sudah harus bergegas meninggalkan rumahnya di Jalan Pembangunan I, Perumahan Pongangan Indah (PPI), Gresik.
Ia harus tiba di SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Jalan Amuntai No 1 Gresik Kota Baru, tempat ia bekerja, pada pukul 05.30 WIB.
“Saya tidak terbiasa datang terlambat. Ini sudah saya lakukan sejak awal saya bekerja,” ujarnya saat ditemui PWMU.CO pada jam istirahat, Rabu (2/5/18).
Usianya telah lebih separoh abad. Warna putih menyepuh seluruh rambutnya. Namun semangat dan kedisiplinannya luar biasa.
Sebelum siswa dan guru datang, ia harus memastikan selasar kelas, kamar mandi, tangga, dan dining room sudah siap dan bersih. Semua itu ia kerjakan bersama temannya sesama janitor (petugas kebersihan) SDMM.
Menurutnya, pekerjaan yang menguras keringatnya itu jika dilakoni secara ikhlas dan semangat yang kuat, dipastikan rasa lelah pun tak akan terasa.
Lelaki kelahiran 4 Februari 1961 tersebut bergabung dengan SDMM sejak 2012. Sebelumnya, Muzayin bekerja di PT International Timber Corporation Indonesia (ITCI) Balikpapan selama 25 tahun. “Setiap 5 tahun, ITCI memberikan penghargaan untuk karyawan yang mempunyai kinerja bagus. Alhamdulillah, saya juga pernah mendapatkan penghargaan tersebut,” ungkapnya.
Dia juga pernah meraih penghargaan dari SDMM karena kinerjanya yang baik. “Tahun 2016 saya pernah mendapat penghargaan The Best Employee. Alhamdulillah, saya bersyukur masih bisa memberikan yang terbaik di tempat saya bekerja,” ucapnya penuh syukur.
Ayah dua anak tersebut juga mengaku senang dengan kebersamaan guru-guru dan Majelis Dikdasmen (PRM PPI) yang berkantor di SDMM. “Saya betah di sini, karena anak-anak juga sopan dan guru-guru juga ramah. Bapak Majelis juga baik dan perhatian dengan orang seperti kami,” kata dia.
Muzayin merasa lega dan senang jika sekolah tempat ia bekerja meraih penghargaan. “Saya senang ketika kelas yang saya bersihkan itu menang lomba kebersihan kelas. Begitu juga ketika SDMM meraih ‘Sekolah Terbersih dan Ternyaman’ dari Muhammadiyah Gresik dan ‘Gresik BISA 2018’. Lega rasanya,” ujarnya bahagia.
Dalam kompetisi ‘Gresik BISA (Bersih, Indah, Sejuk, Asri) 2018’ yang diadakan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik bekerja sama dengan Jawa Pos, SDMM meraih Juara II Kategori Taman dan Ruang Terbuka Hijau tingkat SD pada 29 April 2018 lalu.
Sementara dalam Lomba Lingkungan Sekolah Muhammadiyah Sehat (LLSMS) yang diadakan Majelis Dikdasmen bekerjasama dengan Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik Pebruari 2018, SDMM meraih juara Kategori Utama Sekolah Muhammadiyah Terbersih dan Ternyaman se-Kabupaten Gresik.
Tak hanya Muzayin, Nastain Abdinul Karim (30)—rekan kerjanya—juga harus bergegas meninggalkan rumahnya sebelum pukul 05.00 WIB. Jarak 15 kilometer yang ditempuhnya tidak menjadi alasan untuk ia datang terlambat.
“Sewaktu saya masuk pertama di sekolah ini (Januari 2016), saya diajari sama Pak Muzayin. Orangnya telaten dan rajin sekali. Jadi saya meniru caranya bekerja. Saya juga harus disiplin datang, seperti Pak Muzayin yang sudah tua, tapi tidak pernah terlambat,” ungkap Nastain—sapaannya.
Selain mereka berdua, rekan janitor lain Rasbun Adibroto juga telah memulai tugasnya di sekolah sejak 05.30 WIB. Ia bertugas di halaman depan dan belakang sekolah, serta merawat tanaman sekolah.
Selain janitor, security (satpam) juga ikut mengawal kenyamanan di sekolah. Mereka, Ainur Rofi dan Saiful turut mengatur lalu lintas yang padat, khususnya ketika kedatangan dan kepulangan siswa.
Koordinator Sarana Prasarana Arif Wahyudi mengapresiasi kinerja tim yang dipimpinnya. “Alhamdulillah, tim janitor dan security kami kompak semua. Mereka saling mengingatkan tanpa canggung demi kenyamanan bersama. Dan sekarang kami punya anggota baru, Mas Sandy namanya,” ungkapnya.
Yudi—sapaannya—mengatakan, timnya khususnya para janitor, selalu pulang setelah Magrib. Itu karena mereka menyelesaikan tugas kebersihannya selepas anak-anak pulang. “Ketika SDMM meraih penghargaan, saya melihat tim saya sangat bahagia. Kerja keras mereka setiap hari baik ada atau tidak ada lomba, tak sia-sia,” jelas Yudi.
Kepada PWMU.CO, Muzayin mengatakan dia senang dengan tugasnya, meski kadang harus bekerja ekstra. “Saya dan teman-teman janitor harus ekstra dan terus berjaga di selasar jika hujan cukup deras. Kami harus terus menyingkirkan air dan mengeringkan lantai sesegera mungkin supaya anak-anak tidak terpeleset,” ujarnya.
Yudi berharap para janitor dan security yang telah tulus mengabdi ini selalu diberikan kesehatan dan keberkahan oleh Allah. “Saya sebagai koordinator yang membawahi janitor dan security sangat bangga dengan kinerja mereka selama ini. Apalagi jika SDMM ada event yang cukup besar. Luar biasa betul perjuangan mereka,” ungkapnya haru. (Vita)
Discussion about this post