PWMU.CO-Sudah tidak zaman RS Muhammadiyah berjalan sendiri-sendiri. Lewat Majelis Pembinaan Kesehatan Umum (MPKU) PWM Jatim membentuk jaringan untuk saling menguatkan.
Hal itu disampaikan Sekretaris PWM Jatim Ir Tamhid Masyhudi saat membuka Rapat Kerja Wilayah ke-35 Majelis Pembinaan Kesehatan Umum PWM Jatim di Probolinggo, Jumat (4/5/2018).
Tamhid menambahkan, jauhi ego sektoral dan ingin besar sendiri. Sesuai data MPKU Jatim, total omset RS Muhammadiyah se Jatim berdasar laporan Keuangan tahun 2016 mencapai Rp 1 triliun.
“Dengan modal itu maka PWM Jatim yang dimotori MPKU dan Majelis Ekonomi akan membuat RS Muhammadiyah di Surabaya terbesar dan menjadi ikon Persyarikatan,” kata dia menandaskan.
Rencana ini, kata dia, harus digarap profesional dan butuh kesolidan seluruh komponen.
Karena itu, dia meminta, Rakerwil kali ini harus membawa gagasan besar untuk perkembangan jaringan RSM di Jawa Timur.
“Meminimalisir sengketa antara pasien dengan dokter, antara pasien dengan pihak manajemen RS,” ujarnya.
Direktur harus mampu membangun komunikasi dengan siapa pun, kata dia. Mulai berkomunikasi dengan Persyarikatan setempat atau setingkat di atasnya.
Direktur harus bekerja profesional untuk menjamin mutu pelayanan di RSM, tambahnya. Karena itu mengurus RSM tidak bisa dibuat sambilan. “Artinya jangan disambi praktik di luar, harus berkomitmen, profesional dan konsentrasi,” katanya.
Tamhid menilai soliditas jaringan RSM Jatim yang sudah baik namun harus diikat dalam bentuk korporasi.
Tamhid juga menyatakan, PWM Jatim akan menebar manfaat, membantu saudara PWM NTB dalam pembangunan RS.
“Kita sudah menurunkan tim untuk menghitung kelayakan bangunan, marketnya serta sistem pendanaan, semua yang dilakukan oleh PWM Jatim itu adalah bagian dari tidak berpikir berdasar ego sektoral, yakni ingin besar sendiri dan tidak memikirkan yang lain,” tegasnya. (Rudi)