PWMU.CO-Mengelola Muhammadiyah itu selain pinter dan kober juga harus bener. Jika tidak bener malah bahaya.
Hal itu disampaikan oleh Koordinator PDM Balapan H. Kusno SAg MPdI dalam Silaturrahim PDM dan PDA di SMA Muhammadiyah 1 Panji Situbondo, Ahad (6/5/2018).
Balapan adalah singkatan daerah eks Karesidenan Besuki seperti Banyuwangi, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Jember, Situbondo, dan Bondowoso.
“Pinter dan kober itu penting, tapi lek gak bener yo bahaya. Harus bener pijakan ideologis Muhammadiyahnya,” teran Kusno yang juga Ketua PDM Jember.
Pertemuan ini mengusung tema Memperkuat Sinergi Ortom dalam Dakwah Komunitas Muhammadiyah. Hadir dalam acara ini PDM Balapan bersama Ortomnya.
Kusno menambahkan, pembentukan ortom tujuan pertama, supaya gerak Muhammadiyah bisa mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
“Ortom diadakan agar sebaran capaian tujuan persyarikatan lebih merata dan maksimal. Ortom diberi kewenangan untuk mengelola dirinya, tetapi asetnya tetap milik Muhammadiyah,” ujarnya.
Kedua, untuk pengembangan persyarikatan Muhammadiyah. Anggota Muhammadiyah memang tidak banyak, tetapi spirit di dalam dirinya menjadi kekuatan yang dahsyat. Pengembangan Muhammadiyah dipengaruhi oleh aktivitas pergerakan ortomnya.
“Kalau ortom tidak bergerak berkembang, kita seperti pohon besar tetapi tidak memiliki cabang, dahan, ranting dan daun, akhirnya meranggas, mati tidak tapi hidup juga tidak,” tegas Kusno.
Ketiga, ortom dibentuk untuk dinamisasi persyarikatan. Artinya kehidupan berorganisasi tidak boleh berhenti saat ini dengan keunggulan-keunggulan hari ini, tapi keunggulan hari ini bisa disempurnakan menjadi keunggulan yang akan datang.
“Ketua PDM seharusnya berasal dari orang yang dulunya pernah menjadi Ketua IPM, IMM lanjut Ketua Pemuda Muhammadiyah. Begitu juga dengan rektor dan kepala sekolah. Regenerasi memiliki hirarki yang jelas, sehingga tidak menjadi orang-orang yang aneh-aneh,” ungkap Kusno yang disambut tepuk tangan hadirin.
Keempat, menurut Kusno, ketika ortom dibangun, IPM, IMM dan lainnya memiliki karakter yang berbeda, agar terjadi kaderisasi yang efektif di dalam menjalankan fungsi organisasi persyarikatan.
“Pemuda kalau dikaitkan dengan Muhammadiyah, maka akan menjawab, aku kader sebagai pelangsung, penerus dan penyempurna Muhammadiyah. Sehingga harus ada pewarisan nilai-nilai yang berkesinambungan,” ujarnya.
Kelima, ortom punya kewajiban untuk melaksanakan keputusan Persyarikatan Muhammadiyah. Putusan-putusan di ortom yang tidak selaras harus disesuaikan dengan putusan di Muhammadiyah. Sejak awal didirikan, Muhammadiyah adalah gerakan keagamaan dan kemasyarakatan. Hal ini karena melihat masalah agama dan masyarakat adalah esensial yang bisa memengaruhi kehidupan orang. Bangsa ini sangat ditentukan oleh perilaku-perilaku masyarakatnya.
Terakhir keenam, ortom berkewajiban melaporkan kegiatan-kegiatannya kepada Muhammadiyah. Termasuk saat bekerja sama dengan lembaga atau pihak lain.
Apalagi yang sifatnya berpengaruh pada citra nama baik persyarikatan, maka laporan sangat diperlukan. “Begitu juga dengan pengadaan aset, wajib dilaporkan. Aset tetap dikuasai oleh ortom, Muhammadiyah hanya ikut memiliki,” kata Kusno mengakhiri materinya.
Forum menyepakati pertemuan selanjutnya pada Agustus 2018 di PDM Pasuruan Kota dengan tema Penguatan Amal Usaha Muhammadiyah untuk Menjalankan Fungsi Kaderisasi. (Sugiran)