PWMU.CO – Perkembangan Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO) mendapat apresiasi dari Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, DR Haedar Nashir. Terbaru, dalam usia 32 tahun, UMPO secara seremonial meresmikan laboratorium terpadu 5 lantai dan peletakan batu pertama auditorium, (8/5).
“Saya bangga, dari tahun ke tahun ada progres. Saya ikut menjadi saksi. Dengan modal nol, kemudian tumbuh menjadi besar,” jelas Haedar Nashir. Pembangunan Laboratorium Terpadu UMPO ini sendiri juga dilakukan oleh oleh Haedar. Sebagaimana diberitakan PWMU.CO, pada 12 Mei 2016 lalu Haedar didaulat meletakkan batu pertama sebagai tanda pembangunan gedung dimulai. (Berita dimaksud bisa dibaca di: Haedar Nashir Letakkan Batu Pertama Pembangunan Laboratorium Terpadu UMP)
Dalam kesempatan itu, Haedar juga mengabarkan tentang berbagai progres Muhammadiyah di berbagai tempat. “Kemarin saya juga meresmikaan markas Muhammadiyah di Kairo. Sebelumnya, di Melbourne akan berdiri boarding school, dan juga universitas Muhammadiyah di Malaysia,” terang Haedar.
“Untuk misi visi Islam berkemajuan dan gerak kemasyarakatan, bersama para rektor Universitas Muhammadiyah juga meresmikan Sekolah SD di Tliu, Nusa Tenggara Timur seluas kurang lebih 2 hektar,” cerita Haedar. Bahkan, Haedar pun menceritakan bagaimana antusiasme masyarakat setempat menyambut hadirnya lembaga pendidikan Muhammadiyah ini. “Dan orang Katolik sana malah menghibahkan tanahnya untuk Muhammadiyah.”
Terkait laboratorium terpadu dan peletakan batu pertama auditorium UMPO, jelas Haedar, ada makna yang sangat mendalam. “UMPO meletakkan pondasi bukan hanya fisik, tapi juga ada ruh di dalamnya sebagaimana tercantum dalam Ali Imran 110 untuk menjadi khaira ummah, umat yang terbaik dan unggul,” urai Haedar yang juga menyatakan Muhammadiyah harus menjadi uswah hasanah, contoh terbaik dalam kehidupan.
Penulis buku “Islam Syariat” ini juga mengajak semua pihak untuk menjadi contoh baik yang nyata, bahkan di media sosial sekali pun. “Menjadi contoh yang baik dalam ujaran, lebih di media sosial,” kata Haedar menekankan media sosial. “Kata harus sejalan dengan tindakan, itulah contoh uswah hasanah.”
“Mari kita buktikan dalam kehidupan nyata,” ajak Haedar sambil menyatakan Indonesia masih kalah dengan negara tetangga. “Sebenarnya kita punya potensi sumber daya manusia besar untuk menjadikan bangsa ini berkemajuan,” lanjut Haedar.
Dengan jumlah mahasiswa sekitar 165 ribu di semua perguruan tinggi yang dimiliki, kata Haedar, Muhammadiyah bisa menjadi lokomotif kemajuan bangsa. “Ke depan bangsa akan maju jika mahasiswa itu religious, mandiri, dan memiliki berkeahlian. Sebab, bangsa yang maju dimulai dari pendidikan,” jelas Haedar sambil berpesan agar bangsa ini tidak bosan untuk menjadi pembelajar yang proaktif. (veri setiawan)