PWMU.CO – Harus diakui bahwa upaya menangkal paham radikalisme dan terorisme tidak bisa dilakukan oleh satu pihak. Dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak untuk saling bergandeng tangan dalam mewujudkan Indonesia yang damai. Salah satu pihak penting yang harus terlibat adalah para penyuluh agama.
Demikian disampaikan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur, Syamsul Bahri dalam workshop dan pelatihan penyuluh agama se-Jawa Timur di Ijen Suite Kota Malang, (9/5). Kemenag dengan segala aparaturnya berperan aktif dalam membantu Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). “Kami telah menurunkan 100 penyuluh agama tersebar di seluruh daerah di wilayah Jawa Timur.”
Dalam workshop yang mengambil tema Ayat – Ayat Damai untuk Menangkal Gerakan Radikalisme itu, Syamsul menegaskan bahwa upaya mengatasi persoalan terorisme tidak cukup hanya pemerintah. Tapi juga sangat membutuhkan peran masyarakat terutama para mubaligh maupun mubalighat.
“Untuk itu, setiap kecamatan terdapat seorang penyuluh agama yang khusus untuk mencegah terorisme,” jelas Syamsul. Saat ini, lanjut Syamsul, di setiap kecamatan di Kabupaten/Kota se-Jatim ada 8 penyuluh totalnya. “Salah satunya untuk menangkal radikalisme dan terorisme.”
Menurut Syamsul para penyuluh agama itu diturunkan, terutama di kawasan yang rawan terpapar paham radikalisme dan terorisme. Para penyuluh tidak sekedar turun gunung, melainkan sudah dibekali melalui pelatihan oleh Kementerian Agama bekerjasama dengan BNPT dan Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT).
Karena potensi radikalisme bukan hanya dalam agama Islam, tambah Syamsul, penyuluh agama memang tidak hanya mereka yang beragama Islam. Penyuluh agama berasal dari berbagai agama, seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. “Mereka juga telah disiapkan modul ayat-ayat damai sebagai kontra narasi menangkal terorisme,” tegasnya. (uzlifah)