PWMU.CO – Mubaligh Pemuda Muhammadiyah yang merupakan ujung tombak dan pengerak dakwah di tingkat bawah diharapkan berwawasan luas. Selain itu, juga memiliki cara berfikir yang banyak alternatif sehingga tidak mudah menjustifikasi sesuatu tanpa disertai landasan ilmu.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Panitia Sholihul Huda MFil dalam pembukaan acara pelatihan mubaligh moderat dan resepsi Milad ke-86 yang diadakan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jatim di Hotel Tanjung Surabaya, Jumat (11/5/2018).
Sholik–sapaan karibnya–mengatakan, umat akan tercerahkan jika saja para penggerak dakwah seperti kyai, mubaligh dan para pemimpin telah tercerahkan lebih dulu. Sebaliknya, jika para penggerak dakwah itu cara berfikirnya cupet, maka secara otomatis umatnya juga akan cupet.
“Maka dari itu, yang pertama kali harus dicerahkan itu adalah para kyai, mubaligh dan para pimpinan. Sebab, mereka itu adalah para penggerak dan ujung tombak dalam dakwah,” katanya.
Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) itu kemudian menjelaskan, ada tiga landasan kenapa tema “moderasi” dipilih dalam pelatihan mubaligh moderat ini. Pertama adalah landasan normatif yang bersumber dari al-Quran surat Ali Imron ayat 110. “Menjadi khaira ummah (umat yang baik) itu salah satu indikatornya adalah bisa menjadi ummatan wasathan,” papar pria asal Lamongan ini.
Kedua, lanjut dia, adalah landasan sosiologis. Dijelaskan, tema moderasi ini dipilih oleh Muhammmadiyah karena melihat secara sosial ada kelompok masyarakat yang sangat ektrim ke kanan (radikalisme) dan ada ekstrim ke kiri atau liberalisme. “Nah, Muhammadiyah mengambil pilihan mederasi. Tidak mengambil ekstrim ke kanan ataupun ekstrim kiri,” jelasnya.
Ketiga, sebut dia, adalah landasan organisatoris. Sholik menyebutkan, salah satu poin penting hasil Muktamar Muhammadiyah di Makassar adalah bisa menyebarkan gagasan tentang moderasi Islam. “Karena itulah Pemuda Muhammadiyah memiliki tanggung jawab untuk ikut menyebarkannya. Salah satunya melalui pelatihan mubaligh moderat ini,” ungkapnya.
Sholik di akhir sambutannya berharap, para peserta pelatihan mubaligh moderat ini bisa tercerahkan secara pemikiran. “Oleh Karena itu, mari kita mengikuti acara ini dengan niatan belajar untuk mencari ilmu sehingga kita banyak mengambil manfaat,” tandasnya. (aan)