PWMU.CO – Hubungan pemuda dan sejarah cukup erat. Pemuda merupakan elemen penting dalam terciptanya tatanan hidup yang penuh sejarah. Demikian disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Nadjib Hamid MSi di Upgrading Da’i Muda Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Gresik di Auditorium Universitas Muhammadiyah Gresik (12/5)
Membawakan materi bertemakan “Sinergi Dakwah dan Politik”, Nadjib memotivasi para pemuda untuk lebih berkarya. “Menjadi pemuda itu berarti menciptakan sejarah. Kalau belum menciptakan sejarah, berarti belum berhasil,” ujarnya di depan peserta.
“Kalau hanya meneruskan apa yang sudah diciptakan generasi sebelumnya, itu masih kurang. Pemuda harus menciptakan sejarahnya sendiri, apa yang kita ciptakan agar kita dikenang,” lanjut pimpinan Muhammadiyah yang juga menjadi calon Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) dari Provinsi Jawa Timur ini.
Terkait politik, Nadjib Hamid kembali menegaskan pentingnya keterlibatan Muhammadiyah lebih praktis. “Mungkin karena sudah lama tidak bersinggungan dengan politik maka seakan-akan politik itu tidak penting dan tabu,” ujarnya.
Bahkan dalam setiap muktamar Muhammadiyah, selalu ada keputusan Calon ketua PP ataupun ketua PP tidak diperkenankan mengikuti politik praktis. “Padahal jika ada tokoh Muhammadiyah “dipinang” untuk menjadi Presiden atau Wapres kan bagus. Itu artinya tokoh Muhammadiyah bagus dan baik,” ujarnya meyakinkan.
“Situasi hari ini adalah akibat dari sikap kita sebelumnya yang agak anti terhadap politik. Namun perlu juga dipahami bahwa politik praktis tidak selalu berkaitan dengan partai politik,” tambah Nadjib.
Nadjib yang dikenal luas sebagai kader Muhammadiyah mulai dari tingkat ortom tersebut menekankan pentingnya kemampuan lobi politik untuk mendukung dakwah. “Ya, politik itu kan lobi dan komunikasi. Dan dalam konteks itu, yang dilobi kan harus yang besar. Nah, kita ini sering kalah. Yang dilobi itu kecil-kecil,” terangnya yang disambut tawa para peserta.
Menyinggung terkait dicalonkannya dirinya menjadi DPD RI, Nadjib menceritakan bahwa dia awalnya menolak. “Pasion saya bukan di situ,” jelasnya tentang alasan dirinya berkali-kali menolak dicalonkan DPD RI sebelum lahir putusan PWM itu.
Namun, karena dukungan dari arus bawah yang luar biasa, dan amanah langsung dari PWM Jatim, akhirnya harus menerima amanah tersebut. ujarnya berkali-kali menolak berkali-kali. “Sekarang marilah kita galang kekuatan dari segala unsur untuk menyukseskan untuk lolos,” harapnya.
Lebih lanjut, mantan komisioner KPUD Jatim itu juga berharap suara Muhammadiyah solid. Sebab, ini pencalonan DPD yang ketiga kalinya yang diikuti wakil dari Muhammadiyah. “Jika tidak lolos lagi, maka klaim bahwa Muhammadiyah itu besar dipertanyakan” tegasnya.
Siap, sami’naa wa atha’naa. (faizin/anam)