PWMU.CO – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim berkunjung ke Keuskupan Surabaya, Jalan Polisi Istimewa No 17 Surabaya, Kamis (17/5/18) pagi.
Ketua PWM Jatim KH M Saad Ibrahim, langsung memimpin rombongan yang terdiri dari Tamhid Masyhudi (Sekretaris), Hidayatulloh dan Samsuddin (Wakil Ketua), Sukadiono (Bendahara), serta Biyanto (Wakil Sekretaris). Rombongan PWM diterima Wakil Uskup Romo Eko Budi Susilo dan sejumlah romo di Keuskupan Surabaya.
Kiai Saad mengucapkan bela sungkawa dan duka mendalam atas aksi terorisme yang menyasar sejumlah gereja di Surabaya pada Ahad (13/5/18) lalu. Akibat aksi itu, banyak korban meninggal dan luka-luka—sebagian adalah jamaah yang sedang beribadah di gereja.
Dalam kesempatan itu Kiai Saad juga menceritakan hubungan harmonis antara Muhammadiyah dan Kristen di Indonesia timur. “Di daerah-daerah minoritas Muslim seperti Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur (NTT), banyak lembaga pendidikan Muhammadiyah yang mendidik warga Kristen. Bahkan di beberapa sekolah, jumlah siswa non-Muslim mencapai lebih dari 70 persen. Bahkan ada bupati di Papua yang alumni sekolah Muhammadiyah,” ungkapnya.
Begitu baiknya hubungan Muhammadiyah dan non-Muslim selama ini, maka Kiai Saad sangat kaget dengan aksi terorisme di Surabaya. “Apalagi insiden terorisme yang disertai bom bunuh diri itu terjadi di tempat ibadah,” ucapnya.
Sebagai tuan rumah, Romo Eko menyambut baik kunjungan ini. Tidak lupa, dia menyampaikan terima kasih atas ucapan bela sungkawa PWM Jatim itu. “Insiden bom bunuh diri di Surabaya pada Minggu merupakan bencana kemanusiaan yang mengerikan. Rasanya tidak ada agama apapun yang mengajarkan pemeluknya melakukan kekerasan,” ujarnya.
Dia juga menceritakan bagaimana aksi terorisme itu terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Ngagel, Surabaya.
Kiai Saad dan Romo Eko juga bersepakat terus menjalin silaturahmi. Penting ada komitmen semua pihak untuk melawan paham radikal yang sudah menyusup ke mana-mana.
Karena pluralitas merupakan keniscayaan, maka perlu dibangun perspektif yang lebih luas dalam melihat Indonesia ke depan.
Pada kesempatan ini, Muhammadiyah dan Keuskupan Surabaya juga bersepakat membuat semacam satuan tugas (satgas) yang secara khusus menangani paham dan gerakan radikal.
Selain berkunjung ke keuskupan Surabaya, rombongan PWM Jatim juga bertamu ke Kantor Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Wilayah Jatim. Adapun isi pertemuan yang bertempat di Jalan Ngemplak 30, Ambengan Plaza Blok B-38, Surabaya, itu bisa dibaca pada tautan berikut: Muhammadiyah Kunjungi PGI, Mayoritas-Minoritas Itu hanya soal Tempat. (Bi)