PWMU.CO – Bagi M Thoha Mahsun SAg MPdI, seleksi calon kepala sekolah di Muhammadiyah adalah bagian dari merapikan shaf (barisan) organisasi, sebagaimana perintah dalam Alquran Surat Shaf Ayat 4. “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”
Bendahara Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Gresik itu menyampaikan hal tersebut saat membuka kegiatan Fit and Proper Test (uji kelayakan dan kepatutan) calon Kepala SD Muhammadiyah 1 Wringinanom dan MI Muhammadiyah 6 Sekapuk, Ujungpangkah, Gresik (12/5/18).
Menurut dia, dalam konteks ini, yang dimaksud berperang dengan barisan yang teratur di antaranya adalah paham di mana kepala AUM (amal usaha Muhammadiyah)—dalam hal ini kepala sekolah—berperan. “Paham di mana dia memberikan kontribusi kepada barisan (Muhammadiyah),” ujarnya.
Thoha mengingatkan, jangan sampai kepala AUM berperan sebagai pimpinan Persyarikatan atau sebaliknya. “Nah, inilah yang harus kita kuatkan bareng-bareng,” tutur dia.
Selekasi yang diadakan Majelis Dikdasmen PDM Gresik di Gedung Dakwah Muhammadiyah itu diikuti oleh lima peserta (3 dari Wringinanom dan 2 dari Sekapuk) dengan melalui enam penguji.
Kepada PWMU.CO, Mufidatul Latifah SSosI, calon kepala sekolah dari SD Muhammadiyah 1 Wringinanom, menyampaikan pengalamannya saat mengikuti tahapan seleksi itu.
Saat menghadap Wardikin MPd, penguji bidang visi, misi, dan manajemen kepemimpinan, misalnya dia mendapat wejangan, bahwa untuk menjadikan sekolah yang maju dan berkualitas kepala sekolah harus mempunyai ide yang ‘gila’ yaitu mempunyai inovasi dan kreasi.
Sementara itu penguji bidang baca-tulis Alquran Suwarno SPdI MPdI menegaskan, di samping cerdas dalam menajemen, kepala sekolah juga harus pandai dalam baca, tulis, dan mempunyai halafan Alquran.
“Keberadaan operator sekolah sangat penting berkaitan dengan data sekolah yang berhubungan dengan teknologi informasi (TI). Tetapi seorang kepala sekolah juga harus pandai mengoperasikan komputer agar bisa mengontrol sendiri,” pesan Drs Mohammad Nurfatoni yang menjadi penguji bidang TI.
Pengalaman gugup dialami Latifah saat diuji bidang bahasa Inggris oleh Nurul Wafiyah MPd. Pasalanya dia termasuk ‘trauma” dengan bahasa Inggris.
Sementara itu Kholiq Idris SPd yang sudah dua tahun menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SD Muhammadiyah 1 Wringinanom memaparkan ide-idenya di hadapan M. Fadloli Aziz SSi MPd—penguji bidang wawasan pendidikan—dengan menggunakan slide. Pengalamannya sebagai Plt membuat dia sangat pede alias percaya diri.
Rasa haru juga muncul dalam seleksi tersebut. Seperti yang dialami oleh Hesti Luhur Pakarti SSosI dan Wasil SPd, dua peserta dari MI Muhammadiyah 6 Sekapuk.
“Ini adalah amanah dari Persyarikatan Muhammadiyah, jadi saya harus siap,” ujar Hesti sambil meneteskan air mata, saat ditanya kesiapannya menjadi kepala sekolah oleh M Fadloli Aziz. Perasaan yang sama juga dialami Wasil.
(Ani Ummi Aida)