PWMU.CO – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Tabligh Muhammadiyah secara resmi dibuka oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir MSi. Pembukaan dilangsungkan di Gedung Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Yogyakarta, Kamis malam (5/5).
(Baca juga: Hajriyanto: Pemimpin Muhammadiyah Itu seperti Satrio Pandito)
Dalam sambutannya, Haedar mengatakan, dakwah Muhammadiyah tidak bersifat komunal. Tetapi lebih bersifat amal. Karena setiap berkumpulnya warga Muhammadiyah, harus melahirkan amal usaha. Seperti sekolah, rumah sakit, panti asuhan, atau masjid. Hal itu berfungsi sebagai amal dakwah dan amal shalih.
”Dakwah kita (Muhammadiyah) tidak boleh dininabobokkan oleh keberhasilan masa lalu. Tetapi dakwah harus bisa menjawab tantangan masa depan,” kata Haedar.
Lebih lanjut Haedar mengatakan, ada tiga tantangan dakwah yang kini dihadapi Muhammadiyah. Yakni liberalisme pemikiran dan keagamaan, liberalisme ekonomi dan kekuasaan, dan munculnya neo revivalis Islam yang cenderung radikal. ”Dalam mengatasi masalah tersebut, Muhammadiyah (Majelis Tabligh) harus melakukan tindakan nyata dalam berdakwah,” ujar Haedar.
Ditambahkan Haedar, ada empat hal yang perlu ditekankan dalam berdakwah. Pertama, jadikan pandangan Islam berkemajuan sebagai pondasi keagamaan. Kedua, lanjut Haedar, perlunya melakukan purifikasi dan dinamisasi dalam melakukan dakwah di masyarakat. Ketiga, perlu merumuskan fiqih siyasah dalam berdakwah. “Untuk mengakhiri dilema negara dan mewujudkan Darul Ahdi Wassyahadah,” ujar Haedar. Terakhir, kata Haedar, dakwah komunitas harus menjadi model dakwah di masyarakat.
(Baca juga: RadioMu Resmi Diluncurkan PP Muhammadiyah)
Dalam kesempatan tersebut Ketua PP Muhammadiyah juga menombol sirine tanda diluncurkannya web Majelis Tabligh PP Muhammadiyah. Web dengan alamat tabligh.or.id dimaksudkan sebagai pusat informasi dan data dakwah Muhammadiyah secara nasional. Kegiatan Rakernas ini sendiri diselenggarakan selama tiga hari, Jumat-Ahad, (6-7/5). (sholihin/aan)