PWMU.CO– Politik nilai untuk Indonesia Berkemajuan menjadi topik bahasan Kajian Ramadhan PWM Jawa Timur di Dome UMM Malang, Sabtu (19/5/2018).
Ketua PWM Jatim Dr Saad Ibrahim dalam sambutannya mengatakan, tema yang dimaksud tecermin dari kehadiran para jamaah Muhammadiyah dari berbagai daerah di Jawa Timur. Kedatangan para jamaah, kata Saad, karena ada nilai teologi dan akidah yang telah diberi kekuatan, power.
Saad juga menambahkan, jika pemberdayaan, empowerment, pada nilai-nilai yang berbasis etika dan estetika itulah yang disebut politik nilai.
“Nilai-nilai yang diperjuangkan dan mempunyai power itu tetap berpegang pada etika dan estetika,” ujarnya.
Dosen pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang itu memberikan contoh menjelaskan politik nilai itu dengan cerita dua orang bersengketa rebutan harta pada zaman Nabi.
Keduanya kemudian menghadap Nabi dan saling adu argumentasi menyatakan paling berhak atas harta itu.
Nabi kemudian menyampaikan, jika dirinya sama dengan yang bersengketa, boleh jadi pilihan putusannya jatuh pada yang argumentasi yang kuat. Namun, harta itu ternyata bukan miliknya. Jika diberikan kepada yang tidak berhak, Nabi takut terkena jilatan api neraka.
Begitu juga salah satu dari keduanya, kata Nabi, akan mendapat panas api neraka karena harta itu diberikan kepada yang tak berhak.
Mendengar kata panas api neraka itu, keduanya tersentak dan sadar akibat dari konflik ini. Mereka langsung mengakhiri perselisihannya.
Menurut Saad, kesadaran dua orang yang bersengketa itu muncul karena kesadaran nilai. “Itulah kekuatan politik nilai,” ujarnya.
Saad menandaskan, politik nilai itu tecermin pada nilai keadilan, amanah, dan kejujuran. Ini didasarkan kepada iman yang terpelihara dengan dasar optimis, menahan diri, dan hati-hati. (Das)