![](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2018/05/IMG_20180519_200553_530.jpg?resize=719%2C565&ssl=1)
PWMU.CO – Kisah kepemimpinan Umar bin Khattab menjadi bahan ceramah yang menarik dalam pembinaan tarawih anak di SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Jumat (18/5/18).
“Umar selalu memanfaatkan sebagian malamnya untuk berkeliling kota melihat kondisi rakyatnya secara tersembunyi,” ujar Arif mengawali ceritanya.
Guru bernama lengkap Muhammad Zainul Arif SPd tersebut bercerita layaknya orang mendongeng, tentu dengan gaya khasnya yang kocak.
“Umar bin Khattab itu khalifah yang ke berapa anak-anak?” tanya Arif.
“Khalifah yang kedua,” jawab anak-anak serentak.
Arif menjelaskan, Umar bin Khattab adalah khalifah yang kedua dan diangkat tahun 13 Hijriyah. “Beliau menjabat selama 10 tahun 6 bulan,” jelasnya dengan intonasi menarik yang membuat anak-anak fokus menyimak.
“Wah, lama juga ya,” ujar Wildan, salah satu siswa SD Negeri Pongangan yang ikut pembinaan tarawih anak di SDMM.
Guru Bahasa Jepang di SDMM itu pun menceritakan Khalifah Umar yang berkeliling Kota Madinah dan mendengar tangisan balita yang amat keras dari sebuah gubuk kumuh. “Karena merasa khawatir, Umar pun kemudian mendekati gubuk tersebut dan menemukan seorang ibu sedang mengaduk makanan di dalam panci, sementara anaknya terus menangis,” lanjutnya.
Arif menceritakan rasa penasaran Umar saat itu yang membuatnya bertanya kepada ibu itu kenapa anaknya menangis. “Anak saya tidak sakit, tapi ia menangis karena kelaparan,” ujar Arif menceritakan jawaban sang ibu.
Karena hal tersebut, lanjut Arif, Umar pun merasa iba sekaligus heran, kenapa makanan yang dimasak wanita itu dalam panci tak kunjung matang. “Umar kemudian melihat sendiri apa yang dimasak ibu itu. Rupanya bukan makanan yang dimasak, melainkan setumpukan batu, anak-anak!” kata Arif dengan nada yang mengagetkan anak-anak.
Arif melanjutkan, karena kaget, Umar pun menanyakan kepada ibu tersebut mengapa ia memasak batu.
“Dengan the power of emak-emak, ibu itu menjawab, saya hanya pura-pura masak hingga anak saya capek dan tertidur, ini karena Khalifah Umar sungguh tidak memperhatikan kondisi rakyatnya,” cerita Arif yang spontan disambut gelak tawa anak-anak.
Mendengar kalimat itu, lanjutnya, Umar Bin Khattab segera ke Baitul Maal dan mengambil satu sak gandum untuk diberikan kepada ibu itu, bahkan beliau sendiri yang memikulnya. “Melihat kejadian itu, ajudannya tidak tega dan mengatakan, biar saya saja yang memikulnya wahai Amirul Mukminin. Lalu dijawab oleh Umar, apakah kau mau memikul dosaku di akhirat nanti?” kata Arif meneruskan ceritanya dengan melakukan adegan tarik menarik sak gandum yang membuat anak-anak peserta shalat tarawih cekikikan.
Arif sempat terdiam sejenak, supaya anak-anak kembali tenang. Setelah itu, dia melanjutkan ceritanya. “Sesampainya di gubuk ibu tadi, Umar bin Khattab sendiri yang memasak untuk diberikan ke ibu dan anaknya. Ibu itu kaget. Subhanallah. Kok ya ada gandum secara tiba-tiba (tiban) dan dimasak pula,” jelas ayah tiga anak tersebut.
Cara Arif menyampaikan materinya ini benar-benar menghibur jamaah shalat tarawih di SDMM. Terakhir, dia berpesan kepada anak-anak kelak jika mereka menjadi seorang pemimpin untuk memperhatikan benar-benar kondisi rakyat. “Semoga kalian bisa meneladani sosok amirul mukminin yang ustadz ceritakan tadi. Amin,” pungkasnya. (ZAW)
Discussion about this post