PWMU.CO – Ramadhan tahun ini dirasakan berbeda bagi Shafa Nisrina Muthi, siswa kelas 6 SD Muhammadiyah 1 GKB, Gresik. Pasalnya, siswi 11 tahun ini mengawali Ramadhan tanpa didampingi orangtua karena mengikuti Spiritual SuperCamp (SSC) III (16-19/5/18).
Kegiatan sahur dan buka puasa pun dilakukan tanpa ayah dan bunda tercinta.
”Yang pasti kangen sama ayah dan bunda,” tuturnya, Jumat (18/5/2018)
Anak kedua dari tiga bersaudara ini awalnya ragu dengan masakan yang ada di tempat SSC III, namun setelah mencicipi dia langsung kesemsem.
“Rasanya sama dengan masakan di rumah,” jelasnya sambil tertawa.
Tak pelak, sepiring sayur bening pun habis disantapnya saat sahur Jumat pagi. Lain Shafa, lain Zaskia. Siswi bernama lengkap Zaskia Putri Rahayu ini sangat merindukan tempe goreng seperti masakan di rumah.
“Di sini ikannya enak, tapi aku kangen tempe goreng seperti di rumah,” ucapnya polos. Siswi 10 tahun ini memang sangat menggemari tempe dari kecil, bahkan seolah-olah tempe adalah menu wajib yang harus ada setiap hari.
“Alhamdulillah kemarin buka puasanya pakai tempe, seneng banget, seperti buka puasa di rumah” katanya.
Tarawih Khusyu
Sementara itu pengalaman mengikuti shalat tarawih khusuk dialami Tania Azra Amiqoh dan Alfina Adila Utomo, siswi SD Muhammadiyah 2 GKB, Jumat (18/5/18).
Azra dan Dila, nama panggilannya, mengakui bahwa tarawih di SSC III bisa lebih khusyuk. Terlebih sebelum tarawih ada penguatan materi dari Ustadz Muhammad Hariyadi SPdI.
“Di tempat shalat harus bisa jaga sikap dan lisan,” ucap Azra menirukan perkataan Hariyadi. Siswi kelahiran 4 Desember 2008 ini mengaku lebih bisa khusyu menjalankan tarawih di hari kedua, karena pada hari pertama masih merasa kedinginan akibat belum tuntasnya adaptasi perbedaan suhu ekstrem antara Gresik dan Trawas.
Bacaan imam yang fasih juga menjadi jalan faktor tercapainya khusuk. Dila, siswi kelas VI, mengaku tidak pernah bisa shalat sekhusyu kali ini.
“Suasananya tenang, udaranya sejuk, bacaan imamnya juga merdu,” katanya. Anak pasangan Joko Utomo dengan Ely Ernawati ini juga menjelaskan bahwa tarawih di hari kedua siswa sekolah Muhammadiyah GKB semakin khusyuk sehingga shalat 11 rakaat tidak terasa capek sama sekali. (Nasafi)