PWMU.CO – Selain menjadi muslim yang taat kepada Allah dan Rasul, sahabat Ali mampu menjadi agen muslim yang luar biasa karena sikap dan pribadinya yang sangat terpuji.
Kisah keteladanan Ali bin Abi Thalib disampaikan Arif Wahyudi SPd dalam ceramahnya pada pembinaan tarawih anak di SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Ahad (20/5/18).
“Anak-anak, Ali bin Abi Thalib itu termasuk assabiqunal awwalun, yakni orang yang pertama memeluk Islam. Sejak kecil, sahabat Ali ini diasuh oleh Nabi Muhammad. Beliau ini masih sepupu Rasulullah,” jelasnya.
Guru yang akrab disapa Yudi tersebut melanjutkan, sesuai namanya Ali bin Abi Thalib, maka Ali adalah putra Abu Thalib, paman Nabi. “Nah sejak kecil, Ali ini terkenal sebagai anak yang cerdas. Seperti kalian ini, yang sekarang hadir ikut shalat tarawih ini cerdas-cerdas,” ujar Yudi diamini jamaah yang mayoritas anak-anak.
Selain cerdas, lanjutnya, Ali juga pemberani. “Beranjak dewasa, Ali ikut berjuang dengan Nabi berdakwah di Makkah yang tidak mudah. Banyak perlawanan dari kaum kafir Quraisy. Sampai akhirnya Nabi hijrah ke Madinah,” jelasnya.
Yudi melanjutkan, pada malam Nabi akan berangkat hijrah ke Madinah, orang-orang kafir Quraisy ini akan mengepung dan membunuh Nabi di rumahnya sebelum Nabi hijrah.
“Saat itu di rumah Rasulullah ada juga Abu Bakar dan Ali. Nah karena keberanian Ali, dia menggantikan Rasulullah tidur di tempat tidur Rasul. Sementara Abu Bakar menemani Rasul hijrah ke Madinah,” papar Yudi bersemangat.
Anak-anak tampak tenang menyimak cerita yang disampaikan Yudi. Koordinator Sarana Prasarana dan Humas SDMM itu kemudian melanjutkan ceritanya. “Ketika kaum kafir Quraisy ini masuk rumah dan akan membunuh Nabi, betapa kagetnya mereka karena ternyata sosok yang tidur tersebut Ali, bukan Nabi,” ujarnya.
Yudi menjelaskan betapa beraninya sahabat Ali bin Abi Thalib mempertaruhkan nyawanya demi Nabi. “Sahabat Ali ini anak-anak, juga membantu Nabi dalam beberapa peperangan, perang Badar, Uhud, dan lainnya. Setelah Rasul wafat, digantikan Abu Bakar selama 2 tahun, lalu Umar, Utsman, dan selanjutnya Ali bin Thalib,” ujar ayah tiga anak tersebut.
Saat menjadi khalifah, lanjut Yudi, Ali terkenal cerdas sehingga dijuluki Babul Ilmi, artinya pintu ilmu. “Kaum Khawarij (penentang kekhalifahan Ali) mengajukan pertanyaan kepada Ali. Wahai Ali, mana yang kau pilih, harta atau ilmu? Ali menjawab, saya pilih ilmu. Kalau harta, kita yang menjaga. Tapi kalau ilmu, ilmu lah yang menjaga kita,” cerita Yudi.
Guru Bahasa Inggris tersebut juga menceritakan alasan lain Ali memilih ilmu. “Jika ilmu dibagikan, akan semakin bertambah. Jika harta yang dibagikan, maka akan habis,” tegasnya.
Di akhir ceramahnya, Yudi berharap anak-anak dapat meneladani Ali bin Abi Thalib. “Kalian bisa meneladani bagaimana cerdasnya Ali yang sangat giat belajar dan membaca serta pemberani. Jangan sampai kita sebagai insan akademis lupa bahwa menuntut ilmu dan memperluas wawasan juga merupakan kewajiban kita sebagai umat Islam,” tuturnya. (Vita)