PWMU.CO – Alkisah, suatu ketika ada santri yang sowan (berkunjung) ke rumah kiai. Kebetulan kiai ada di rumah. Rumah kiai salah satu pesantren Muhammadiyah itu, terbuka bagi siapa pun. Tidak ada Satpam. Tak ada penjagaan.
Usai mengucapkan salam dan bersalaman, Pak Kiai, yang ternyata alumni Pesantren Tebuireng Jombang ini, memersilahkan santri itu duduk. “Ada keperluan apa?” tanya Pak Kiai. “Mau tanya Pak Kiai,” jawab santri. Kiai kemudian memersilahkan santri untuk bertanya.
Dengan percaya diri, santri itu bertanya, “Ngapunten kiai, setan itu tercipta dari api. Demikian pula neraka. Apakah setan akan merasa kesakitan bila dijebloskan ke dalam neraka?”.
Sang kiai pun meminta santri yang usil itu untuk mengambil segenggam tanah. Oleh kiai, segenggam tanah itu dilemparkan dengan keras ke tubuh santrinya. Pak kiai bertanya balik, “Gimana rasanya? Sakit atau tidak?”. “Sakit, Pak Kiai” jawab santri. “Itulah jawaban untuk pertanyaan nakalmu,” kata kyai, sambil tersenyum. (Muhammad Ainun Najib)