
PWMU.CO – Masuk sekolah kali pertama di bulan puasa, Senin (21/5/18), menjadi hal yang menarik bagi anak-anak. Selain dapat bertemu dan bermain lagi dengan teman-temannya, mereka juga belajar berpuasa; belajar bersabar menahan haus dan lapar sampai pulang kembali ke rumah.
Hal itu dirasakan anak-anak di TK Aisyiyah 36 Perum Pongangan Indah (PPI). Jika biasanya tersedia minum dan gelas di kelas, hari ini rak yang berisi gelas tidak tampak di dalam kelas. Makan siang pun tidak ada. Jadwal pulang yang biasanya pukul 11.30 dimajukan menjadi 9.30 WIB. Ya, anak-anak belajar berpuasa.
Berbagai ragam celoteh dan kejadian lucu yang terjadi di TK saat hari pertama puasa di sekolah. Seperti yang diucapkan Meutia Arianna Alini murid kelompok Zaid Bin Tsabit. Saat ditanya sampai jam berapa berpuasa, dia menjawab, “Aku puasa sampai jam setengan sepuluh,” jawabnya polos.
Ghazi murid lainnya ketika ditanya apa itu puasa, dengan tegas menjawab kalau puasa itu tidak makan dan tidak minum. Sedangkan Queena Tsabita Hakiem yang tidak mengangkat tangan ketika ditanya puasa atau tidak, memberi jawaban kalau dia tidak puasa. “Aku nggak sahur tadi, kesiangan,” ucapnya dengan malu-malu. Dan Queena—sapaannya—berjanji kalau besok dia akan puasa.
Hal lucu lain terjadi di kelompok Umar Bin Khattab, Rayyan Raffandra Deka ketika selesai doa pagi sudah mengatakan kalau dirinya haus. Dia minta minum. Ustadzahnya pun menjelaskan kalau hari ini anak-anak belajar puasa. “Nanti kalau sudah di rumah baru boleh minum ya,” jawab Chusaini, salah satu guru kelompok Umar Bin Khattab.
Rupanya penjelasan dari gurunya masih belum sepenuhnya dipahami Rayyan—begitu ia disapa. “Yo wis aku nanti beli es,” celetuknya setengah kesal. Ustadzahnya pun tersenyum mendengar kata-katanya.
Ketika pulang sekolah, Rayyan yang belum dijemput mendekati Nur Latifah, guru lain kelas Umar Bin Khatab yang berada di dalam kelas. Dengan polos dan jujur dia mengatakan kalau tadi saat tidak ada ustadzah dan teman-teman di kelas dia minum. Karena tidak ada gelas, dia menadahkan mulutnya di bawah pancuran galon: minum dan membasahi rambutnya.
Latifah yang mendengar ceritanya pun tertawa dan memberi penjelasan kembali kepada Rayyan.
Kepada PWMU.CO, Zulianah, Koordinator Kesiswaan TK Aisyiyah 36 PPI menjelaskan, mengajarkan anak-anak berpuasa bisa dimulai sejak dini, saat anak-anak masih TK. “Masuk sekolah di saat puasa mengajarkan anak untuk mengetahui makna dan manfaat puasa,” ungkapnya.
Ustadzah Lia—sapaannya—melanjutkan, anak-anak bisa melihat temannya yang lain yang juga berpuasa, sehingga muncul semangat dalam diri anak untuk belajar berpuasa. “Meskipun puasa anak-anak tetap semangat masuk sekolah,” ujarnya. (Anik)
Discussion about this post