PWMU.CO-Puasa itu ibadah khusus. Ibadah yang langsung mendapat penghargaan dari Allah. Sebagaimana firman Allah dalam sebuah hadits qudsi, semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia untukKu dan Aku yang akan membalasnya.
Demikian cramah Subuh yang disampaikan Ustadz Aunur Rofiq di Masjid An-Nur Muhammadiyah Sidoarjo, Kamis (23/5/2018).
Menurut kepala SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo (SMP Musasi) ini, bulan Ramadhan juga disebut syahrut tarbiyah, bulan pelatihan, bulan pembelajaran. Unsur pertama dalam pembelajaran menurut Boby de Porter adalah tumbuhkan. “Menumbuhkan semangat dan motivasi sehingga sampai pada hasilnya, apa manfaatnya bagiku,” papar pria yang akrab disapa Pak Rofiq.
Allah, katanya, memahami pragmatisme seperti itu sehingga Allah memberikan iming-iming, pertama, man shoma romadhona imanan wahtisaban ghufirolahu maa taqoddama min dambih. “Allah akan mengampuni dosa-dosa kita baik yang terdahulu ataupun yang akan datang. Ini pasti, karena bulan Ramadhan adalah bulan ampunan,” lanjut guru Fisika ini meyakinkan jamaah.
Kedua, ujar dia, jelas pahalanya lebih besar dari bulan lain. Melakukan satu kebaikan pada malam lailatul qadar sama seperti melakukan amal saleh itu terus menerus selama 83 tahun. Allah menumbuhkan pembelajar. “Bayangkan satu kebaikan senilai delapan puluh tiga tahun tanpa henti. Apakah ada yang lebih baik lagi?” kata bapak dua anak ini.
Ketiga, taqwa. Menurut dia, tujuan puasa menghasilkan furqan. Sebagaimana firman Allah, “Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqân dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (al-Anfâl 8:29).
“Maksudnya adalah jika kita berpuasa kita akan bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak. Bisa menyortir mana berita WA yang layak dilanjutkan, atau sampai kita saja tanpa perlu menyebarkan lagi,” lanjut instruktur outbound ini.
Keempat, kita akan masuk golongan yang selalu mendahukan mengerjakan kebajikan. Sebagaimana firman Allah, “Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan, dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.” (QS. Fathir : 32).
“Tentu kita berharap masuk golongan sabiqun bilkhoirot biidznillah, bersegera melaksanakan kebaikan dengan izin Allah,” tegas menantu Ustadz Abdur Rahim.
Kelima, alyusro, kemudahan. Puasa berbanding lurus dengan kemudahan. Wayarzuqhu minhaitsu la yahtasib. Sesuatu disebut pelatihan jika dilakukan berulang-ulang. Sesuatu yang dilaksanakan secara berulang-ulang akan jadi kebiasaan, kebiasaan diulang-ulang akan jadi sifat, dan sifat yang diulang-ulang akan jadi akhlaq. ”Karena sudah berulang-ulang shalat di Masjid An-Nur maka tata cara shalat kita tidak akan nyaman kalau tidak seperti di An-Nur. Kalau tidak Istiqomah lepas puasa akan tidak mendapatkan apa-apa,” tuturnya. (Ernam)