PWMU.CO – Pemimpin yang baik tidak bisa lahir dari proses yang instan. Melainkan melalui proses yang berkesinambungan dan usaha yang bersungguhan. Bukan layaknya menjalankan game Mobile Legends, meski sedang menjalankan peran hero.
Demikian disampaikan oleh DR A Basuki Babussalam dalam Dialog Ideologi, Politik, dan Organisasi (ideopoliter) dan Darul Aqram Angkatan Muda Muhammadiyah Tulungagung, (27/5). anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim ini berpesan agar warga Muhammadiyah turut bersungguh-sungguh dalam mengantarkan orang baik untuk menjadi pemimpin.
“Jadikan Tulungagung sebagai bumi dakwah degan menjadikan orang-orang baik menduduki kursi pimpinan,” demikian pesan Basuki Babussalam di depan 150 kader muda Muhammadiyah. Usaha memilih orang baik untuk menduduki kursi kekuasaan, lanjutnya, merupakan upaya menciptakan kehidupan yang lebih baik dalam berbangsa dan bernegara.
Karena itu, Basuki mengingatkan agar generasi muda untuk sekali-kali tidak menjadi golongan putih atau tidak menggunakan hak pilihnya. Sebab, tindakan ini sama saja mempermudah dan memperlancar orang-orang yang tidak baik untuk duduk di kursi kekuasaan. “Bila kita tidak memilih, itu sama saja memberi kesempatan kepada yang jelek untuk memimpin orang baik.”
Padahal, lanjut Basuki, pemimpin yang baik maupun jelek, sama-sama punya tugas melahirkan berbagai peraturan yang harus dipatuhi semua warga Negara. Jika peraturan ini dihasilkan oleh pemimpin yang baik, muncul harapan produknya juga baik. Begitu juga sebaliknya. “Sudah menjadi kewajiban masyarakat orang baik untuk tunduk dan taat untuk mematuhi aturan yang dibuat oleh pemimpin, jelek maupun baik.”
Dalam kesempatan itu, Basuki juga berpesan pentingnya organisasi yang baik dalam melahirkan pemimpin yang baik pula. Sebuah organisasi harus punya pusat pergerakan dengan berbagai layanan yang menunjang dijadikan tempat berkumpul dan menghasilkan sesuatu yang baik.
“Kebersamaan dalam organisasi itu sangat penting untuk menumbuhkan keberanian,” tegas Basuki sambil mencontohkan sapu lidi yang tidak akan kuat dan berarti tanpa ikatan dan persatuan.
Di akhir paparannya, Basuki juga menyatakan bahwa pemimpin itu tidak hadir serta-merta. Melainkan harus dengan persiapan (kaderisasi) yang tepat, proses yang berkesimbangan, dan usaha yang sungguh-sungguh.
“Pemimpin tidak akan hadir dari orang yang hanva hanya duduk di warung sambil memainkan game mobile legends. Walau dia sedang memainkan hero,” pungkas Basuki dalam acara yang dihelat di Aula Masjid Kecamatan Boyolangu Tulungagung itu.
Mari siapkan, usahakan, dan perjuangkan lahirnya pemimpin yang baik. (hendra pornama)