PWMU.CO – Pengajian itu bukan merupakan program kerja, tapi bagian kewajiban dari Persyarikatan. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Nugraha Hadi Kusuma MSi, dalam Baitul Arqam Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kembangbau, Lamongan, (27/5).
Dalam acara yang dihelat di rumah makan dan hotel Aqila Lamongan itu, Nugraha mengingatkan perlunya modifikasi program untuk pengembangan cabang dan ranting. Cabang dan ranting bisa berinovasi dan semakin menarik warga untuk ikut andil bergerak. “Sehingga diharapka tidak ada lagi keluhan yang sering keluar dari pimpinan ranting tentang tidak adanya dana dan sedikitnya pimpinan yang mau berkeringat lebih.”
Di hadapan Pimpinan Cabang dan ORTOM se cabang Kembanbau, keluhan semacam ini seharusnya tidak keluar lagi. Sebab, sekarang ini sudah banyak cabang dan ranting yang bisa dijadikan contoh gerakan untuk inspirasi. “Bisa dilihat ranting Brangsi yang punya Amal Usaha kos-kosan di sebuah kota besar. Kemudian hasilnya bisa menghidupi ranting. Ada juga yang punya rumah produksi kue, ada yang punya lahan pertanian, dan masih banyak lagi,” paparnya.
Menurut pria kelahiran Malang itu, sudah saatnya memodifikasi dan memordernisasi gerakan pengelolaan cabang dan ranting. “Dan itu diperlukan soliditas gerak dan langkah antara pimpinan dengan warga Persyarikatan,” tutur Nugraha.
Dalam kesempatan ini Nugraha juga mengingatkan pentingnya pimpinan Persyarikatan level apapun memahami tugasnya. “Masih ada pimpinan itu hanya melakukan kegiatan rutinitas seperti mengurus sekolah, masjid dan pengajian. Dengan semua kegiatan itu, mereka lantas sudah merasa melaksanakan program kerja. Padahal berbagai aktivitas tersebut merupakan kewajiban organisasi,” jelas Nugraha.
“Perlu diingat bahwa pengajian rutin merupakan salah satu syarat berdirinya cabang dan ranting. Sehingga kurang tepat jika dinyatakan sebagai program kerja,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, ketua Majelis Pembinaan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Uzlifah memaparkan terkait pentingnya kader dan kaderisasi. “Kader menjadi kebutuhan pokok organisasi dan sebaik-baik proses perkaderan adalah perkaderan yang berbasis keluarga,” tegasnya.
Uzlifah mencontohkan hampir semua cabang dan ranting yang sangat dinamis perkembangannya. “Seperti Sepanjang, Cileungsi, PRM Gunung Pring dan masih banyak lagi semua telah melibatkan dan mempercayakan Angkatan Muda Muhammadiyah dalam menjalankan setiap program kerja persyarikatan,” jelasnya.
Agenda tersebut diikuti semua anggota organisasi otonom Muhammadiyah Cabang Kembangbau bekerja sama dengan Forum Komunikasi Karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan yang diketuai oleh Munadi.
Baitul Arqam di lingkungan PCM yang diketuai Samuri itu, dibuka langsung oleh direktur RSML dr Hj Umi Aliyah MKes. Seluruh kegiatan dikelola penuh oleh Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan yang diketuai Fathurrohim Syuhadi. (rahmah)