PWMU.CO – Mu’adz bin Jabal, Sahabat Rasul yang cerdas ini patut diteladani. Demikian yang disampaikan Muhammad Taufiq MAg mengawali ceramah pada Pembinaan Tarawih Anak di SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Rabu (30/5/18).
Guru SD Muhammadiyah GKB tersebut menyampaikan, Mu’adz bin Jabal lahir di Kota Yatsrib—sekarang bernama Madinah—dan punya keinginan yang besar untuk mengetahui tentang Islam. “Saat itu, ia membawa 72 orang datang ke Makkah karena ada figur istimewa yang sempat viral, padahal waktu itu tidak ada hape,” ujarnya mengundang konsentrasi jamaah shalat tarawih yang mayoritas siswa-siswi sekolah dasar sekitar SDMM.
Figur istimewa yang dimaksud, lanjutnya, adalah Nabi Muhammad SAW yang mempunyai keagungan yang luar biasa. “Sahabat Mu’adz ini akhirnya datang langsung dan bertemu dengan Nabi. Kejadian ini terjadi satu tahun sebelum Nabi hijrah ke Madinah,” jelas Taufiq—sapaannya.
Ia melanjutkan, Sahabat Mu’adz bertemu kembali dengan Rasul di tempat bernama Aqabah, salah satu tempat dekat dengan Mina, bersama 72 orang lainnya. “Di sana, semua memproklamirkan untuk mendukung Nabi dan muncullah Perjanjian Aqabah,” terangnya.
Taufiq menceritakan, hubungan Sahabat Mu’adz dengan Nabi Muhammad semakin dekat saat Nabi berhijrah ke Yatsrib. “Sahabat Mu’adz menjadi semakin cerdas karena berguru langsung kepada Nabi. Ia menjadi ahli hadits, ahli fiqih, dan ahli hukum sehingga jika terjadi perselisihan, maka semua datang ke Sahabat Mu’adz yang bisa memberi keputusan dengan bijak,” jelasnya.
Setelah hijrah Rasul hingga pembebasan Kota Makkah, lanjut dia, dari situlah momen di mana Islam menyebar ke seluruh wilayah termasuk negara Yaman, yang ketika itu datang rombongan kepada Nabi ke Madinah, sehingga diutuslah sahabat Muadz oleh Nabi untuk menjadi guru di kota Yaman.
“Tapi anak-anak, sebelum Sahabat Mu’adz diutus, ada 3 pertanyaan dari Nabi kepada Muadz,” sambung guru Al Islam ini kepada anak-anak.
Spontan anak-anak terdiam dan menyimak apa kira-kira 3 pertanyaan dari Rasul kepada Sahabat Muadz. Taufik yang pernah belajar di Pondok Karangasem Paciran Lamongan ini melanjutkan penjelasannya.
Pertama, ‘Ya Mu’adz, ketika nanti menghadapi persoalan di masyarakat sana apa yang kamu lakukan?’ tanya Rasul. ‘Saya akan mencari solusi dengan kitab Allah yaitu Alquran’ jawab Mu’adz.
Kedua, ‘Jika di Alquran tidak ditemukan?’ tanya Rasul. ‘Saya akan mendapatkannya dari Hadits’ jawab Mu’adz.
Ketiga, ‘Jika tidak menemukan di hadits, maka apa yang kamu lakukan?’ tanya Rasul lagi. ‘Maka saya akan berijtihad yang tidak bertentangan dengan Alquran dan Assunnah’ jawab Muadz.
“Saat itu, Sahabat Mu’adz lulus dari ujian dan test yang diberikan oleh Rasulullah SAW,” ujar Taufiq.
Di akhir ceramahnya, Taufiq berharap anak-anak belajar yang rajin dan menutut ilmu setinggi-tingginya agar kelak ada yang menjadi pemimpin dari generasi emas sekarang ini.
“Saya yakin generasi emas ada di hadapan saya dan akan menjadi pemimpin masa depan. Karenanya, jangan lupa terus berdoa semoga nanti kita bisa memberi manfaat kepada sesama seperti Sahabat Mu’adz bin Jabal. Anfa’un naas anfa’uhum linnaas,” pungkasnya. (ZAW)
Discussion about this post